MOMSMONEY.ID - Berikut adalah alasan banyak dropshipper gagal cuan, simak kesalahan yang sering terjadi dan cek cara menghindarinya, yuk.
Bisnis dropship masih jadi pilihan populer bagi masyarakat Indonesia usia produktif karena terlihat praktis dan minim modal. Namun di balik kemudahannya, banyak pelaku justru berhenti di tengah jalan karena kesalahan mendasar.
Melansir dari OCBC, model dropship memang memungkinkan siapa pun berjualan tanpa menyimpan stok barang. Tapi di era persaingan digital yang padat, kesalahan kecil bisa berdampak besar pada kepercayaan pelanggan dan arus kas.
Banyak dropshipper tidak gagal karena produknya tidak laku, melainkan karena kurang siap menjalankan bisnis secara profesional. Mulai dari pemilihan mitra hingga pengelolaan keuangan, semuanya saling berkaitan.
“Banyak dropshipper gagal bukan karena idenya buruk, tetapi karena mengabaikan dasar-dasar bisnis yang seharusnya diperhatikan sejak awal,” mengutip laman OCBC.
Baca Juga: 5 Pilar Etika Bisnis Modern yang Mengarahkan Kesuksesan Perusahaan Baru
Kesalahan pertama memilih supplier tanpa riset
Supplier adalah fondasi utama dalam dropship. Tanpa riset, risiko keterlambatan pengiriman, barang tidak sesuai, hingga komplain pelanggan akan meningkat.
Langkah aman yang bisa dilakukan adalah mengecek ulasan pembeli, riwayat pengiriman, serta konsistensi kualitas produk. Supplier yang stabil membantu menjaga reputasi toko dan mengurangi masalah operasional.
Kesalahan kedua mengorbankan kualitas demi harga murah
Harga rendah memang menarik, tetapi kualitas buruk akan merusak kepercayaan pelanggan. Sekali pelanggan kecewa, kemungkinan mereka kembali sangat kecil.
Dropshipper yang berpengalaman biasanya mencoba produk terlebih dahulu sebelum menjualnya. Pengalaman langsung ini juga membantu menjelaskan produk dengan lebih jujur dan meyakinkan.
Kesalahan ketiga salah menetapkan harga jual
Menentukan harga terlalu tinggi membuat produk sulit bersaing, sementara harga terlalu rendah bisa menggerus keuntungan tanpa disadari.
Pendekatan yang lebih sehat adalah membandingkan harga pasar, menghitung biaya tersembunyi, dan menetapkan margin wajar. Dengan begitu, bisnis bisa berjalan berkelanjutan, bukan hanya mengejar penjualan cepat.
Kesalahan keempat tidak memahami target pembeli
Menjual produk tanpa tahu siapa pembelinya ibarat berjalan tanpa arah. Setiap produk punya karakter konsumen berbeda, mulai dari gaya komunikasi hingga kebiasaan belanja.
Dengan memahami target pasar, dropshipper bisa menyesuaikan konten promosi, pilihan kanal digital, dan cara berinteraksi agar lebih relevan dan efektif.
Kesalahan kelima promosi tidak konsisten
Banyak dropshipper semangat di awal lalu menghilang setelah beberapa minggu. Padahal, konsistensi adalah kunci agar toko tetap diingat calon pembeli.
Membangun rutinitas promosi sederhana namun rutin jauh lebih efektif dibanding promosi besar tetapi jarang dilakukan.
Baca Juga: Pahami Rasio Profitabilitas untuk Ukur Performa Bisnis di Era Persaingan Ketat
Kesalahan keenam mengabaikan pelayanan pelanggan
Respons lambat, jawaban singkat, atau tidak menindaklanjuti keluhan sering dianggap sepele. Padahal, pelayanan adalah nilai tambah utama di bisnis dropship.
Pelayanan yang ramah dan solutif bisa mengubah pembeli biasa menjadi pelanggan setia, bahkan promotor gratis lewat rekomendasi.
Kesalahan ketujuh tidak memanfaatkan data penjualan
Tanpa melihat data, keputusan bisnis hanya berdasarkan perasaan. Padahal data penjualan bisa menunjukkan produk terlaris, waktu ramai transaksi, hingga pola belanja pelanggan.
Analisis sederhana sudah cukup untuk membantu menentukan langkah berikutnya secara lebih terukur.
Kesalahan kedelapan mencampur uang pribadi dan bisnis
Kesalahan ini sering terjadi dan berdampak panjang. Tanpa pemisahan keuangan, dropshipper sulit menilai apakah bisnisnya benar-benar untung atau justru tekor.
Memisahkan pencatatan keuangan sejak awal membantu menjaga disiplin finansial dan memudahkan evaluasi usaha secara objektif.
Baca Juga: Tak Gantikan Peran Manusia, Layanan AI Ini Dukung Aktivitas Bisnis Manusia
Menjadi dropshipper yang bertahan bukan soal siapa yang paling cepat jualan, tetapi siapa yang paling mau belajar dan memperbaiki kesalahan.
Delapan kesalahan di atas adalah cerminan masalah nyata yang sering dialami pelaku dropship di Indonesia.
Semoga refleksi ini bisa bikin bisnis dropship bisa berkembang lebih stabil dan berkelanjutan di tengah persaingan yang semakin ketat.
Selanjutnya: Masuk Akmil Tanpa Biaya? Ini Syarat dan Tahapan Terbaru untuk Calon Taruna
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News