MOMSMONEY.ID - Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve menahan suku bunga pada Rabu (12/6) waktu setempat di level 5,25% - 5,5%. Pasar berekspektasi, The Fed hanya akan menurunkan bunga satu kali saja di sisa tahun ini.
Proyeksi penurunan bunga ini sejatinya meleset dari asumsi pasar sebelumnya yaitu penurunan bunga sampai tiga kali atau 75 basis poin hingga Desember nanti.
Namun, setelah FOMC, Chairman The Fed Jerome Powell mengatakan, masih terlihat sedikit kemajuan terkait pencapaian target inflasi 2%.
Beberapa jam sebelumnya, AS mengumumkan inflasi yang melandai pada Mei 2024 dan di bawah ekspektasi pasar.
Menurut Investment Analyst Lead Stockbit Edi Chandren, inflasi bulanan AS 0,0% masih lebih rendah dibanding ekspektasi pasar 0,1%. Sementara di Bulan April, ada inflasi 0,3%.
Inflasi tahunan AS yang sebesar 3,3% juga di bawah konsensus pasar yaitu tumbuh 3,4% year on year. April lalu, AS mencatatkan inflasi tahunan 3,4%.
"Dengan perkembangan di atas, ekspektasi para pelaku pasar terhadap pemangkasan suku bunga pada September 2024, naik," kata Edi.
Menurut analisis dari CME FedWatch Tool, probabilitas The Fed untuk memangkas suku bunga pada September 2024 ke level 5,00%-5,25% sebesar 56,7%. Terbuka peluang juga The Fed memangkas bunga pada November dan Desember 2024.
Bursa saham AS secara umum bereaksi positif pada Rabu (12/6), sementara indeks dolar AS (DXY) melemah -0,59%.
"IHSG berpotensi mendapatkan sentimen positif pada perdagangan hari ini, Kamis (13/6)," kata dia.
Pada perdagangan Kamis pagi pukul 9.30WIB, IHSG tercatat menguat 0,45% ke level 6.881.
Sementara kemarin Rabu (12/6), IHSG melemah tipis 0,08% ke 6.850,09. Investor asing mencatatkan nilai jual bersih atau net sell Rp 805 miliar di pasar reguler.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News