M O M S M O N E Y I D
InvesYuk

Pasar Saham Mendapat Sokongan Katalis Positif dari Siklus Pemangkasan Suku Bunga AS

Pasar Saham Mendapat Sokongan Katalis Positif dari Siklus Pemangkasan Suku Bunga AS
Reporter: Danielisa Putriadita  |  Editor: Danielisa Putriadita


MOMSMONEY.ID - Data ekonomi Amerika Serikat (AS) menguat, pandangan pelaku pasar terhadap The Fed untuk tidak terburu-buru memangkas suku bunga menjadi semakin valid. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memproyeksikan dampak kondisi tersebut terhadap pasar saham Indonesia. 

Samuel Kesuma, CFA, Senior Portfolio Manager, Equity MAMI menjelaskan dalam keterangan tertulis, data ekonomi AS menunjukkan angka yang lebih kuat dari ekspektasi dan hal tersebut menyebabkan terjadinya perubahan ekspektasi di pasar. 

Ekspektasi mengenai suku bunga AS di tahun ini telah berkurang menjadi 85 basis poin (bps) dari 150 bps di awal tahun, sehingga akan lebih selaras dengan proyeksi dot plot The Fed. 

Namun, perubahan ekspektasi ini juga Samuel lihat bisa menyebabkan volatilitas di pasar global. Seperti, imbal hasil US Treasury jadi cenderung meningkat dan nilai tukar dollar AS kembali menguat. 

Walau demikian, kondisi tersebut tidak mengubah pandangan The Fed, di mana Ketua The Fed Jerome Powell dalam testimoninya di Kongres AS masih optimistis bahwa suku bunga dapat diturunkan tahun ini. 

Samuel menambahkan, selama tiga siklus penurunan suku bunga The Fed sebelumnya, indikator makro dan pasar finansial Indonesia menunjukkan hasil yang positif. 

Begitupun, meski ada padangan dari pelaku pasar, bahwa The Fed tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga acuannya, Samuel mengatakan siklus pemangkasan The Fed di tahun ini tetap akan terjadi dan diharapkan dapat memberikan hasil positif di Indonesia. 

Jika dilihat, kondisi inflasi domestik yang terjaga membuka ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga juga nantinya. Memang dalam jangka pendek, BI diperkirakan masih akan mempertahankan postur pro-stabilitas, menahan suku acuan di 6%, untuk menjaga selisih suku bunga agar tetap menarik, sebagai dampak dari nilai tukar rupiah yang masih relatif rentan terhadap sentimen global. 

Peluang untuk mengalihkan kebijakan moneter ke arah pro pertumbuhan lebih terbuka ketika terdapat indikasi yang lebih jelas terkait potensi pemangkasan suku Bunga The Fed dan fluktuasi nilai tukar mereda.

Pelonggaran moneter akan mendorong normalisasi likuiditas domestik, setelah sebelumnya demi menjaga stabilitas eksternal, BI melakukan pengetatan likuiditas. Peluang pergeseran ini diperkirakan akan terjadi bersamaan dengan pelonggaran suku bunga The Fed. 

Likuiditas yang membaik dapat memberikan dukungan yang lebih baik terhadap aktivitas perekonomian dan sentimen di pasar finansial. Selain kebijakan suku bunga, diperkirakan BI dapat melonggarkan kebijakan moneternya dengan menggunakan alat kebijakan non-suku bunga, seperti menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) sebelum mulai menurunkan suku bunga BI. Secara historis penurunan GWM terjadi sebelum siklus penurunan suku bunga BI seperti pada tahun 2015 dan 2019.

“Kondisi likuiditas yang diharapkan lebih baik dan pemilu yang berjalan aman diharapkan dapat mendukung penguatan pasar saham Indonesia secara lebih berkelanjutan," kata Samuel dalam keterangan tertulis. 

Selain itu, optimisme terhadap peningkatan aktivitas perekonomian dan kondisi moneter yang lebih akomodatif diharapkan dapat meningkatkan minat investasi investor domestik dan aliran likuiditas ke pasar saham Indonesia. 

Di tengah kondisi global yang dinamis, Samuel menyarankan investor untuk mengambil posisi yang berimbang pada konstruksi portofolio, dengan mengombinasikan elemen potensi katalis jangka pendek, defensif, dan potensi struktural jangka panjang.

Untuk jangka pendek, sektor-sektor yang diuntungkan dari pemangkasan suku bunga (interest rate sensitive) seperti di perbankan, properti, tower telekomunikasi, dan konsumer non-primer. 

Untuk strategi defensif, sektor telekomunikasi menjadi pilihan karena karakteristik industri cenderung resilience mengingat data merupakan kebutuhan pokok dan potensi kinerja emiten yang baik.

Adapun untuk potensi pertumbuhan struktural, sektor yang berhubungan dengan bahan baku untuk industri energi baru terbarukan. Transisi menuju era dekarbonisasi menguntungkan bagi Indonesia yang kaya akan komoditas yang digunakan dalam teknologi energi baru terbarukan.

Baca Juga: IHSG Ditutup Melorot 0,35% pada Perdagangan Saham 18 Maret 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TERBARU

BMKG Deteksi Bibit Siklon Baru di Timur Indonesia, Hujan Sangat Lebat Provinsi Ini

BMKG mendeteksi bibit siklon baru yang terpantau di wilayah Laut Arafura barat Papua Selatan dan berdampak hujan sangat lebat di provinsi ini.

Selain Kopi, Ini 7 Makanan dan Minuman yang Harus Anda Hindari sebelum Tidur

Sederet makanan dan minuman ini harus dihindari sebelum tidur. Kandungannya bisa menyebabkan lonjakan gula darah dan mengganggu istirahat.

4 Tanda-Tanda Serum Vitamin C Telah Teroksidasi, Segera Buang!

Wajib tahu, kenali 4 tanda-tanda serum vitamin C telah teroksidasi ini sebelum menggunakannya sampai habis.

14 Cara Turunkan Kadar Gula Darah yang Tinggi secara Alami

Bagaimana cara turunkan kadar gula darah yang tinggi secara alami, ya? Intip di sini, yuk!            

Sribu Ajak Pekerja Pertahankan Karir Di Tengah Perubahan Industri

Sribu membekali freelancer untuk berkembang di tengah ketidakpastian ​dan dinamika industri Tanah Air.  

Menu Diet Turun Berat Badan Tanpa Nasi untuk Seminggu, Coba yuk!

Intip beberapa menu diet turun berat badan tanpa nasi untuk seminggu di sini, yuk! Tertarik coba?   

5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula untuk Kulit, Atasi Jerawat hingga Flek Hitam

MomsMoney akan membagikan informasi tentang 5 manfaat mengurangi konsumsi gula untuk kulit. Simak, ya.

Potensi Santa Claus Rally, IPOT Rekomendasi 3 Saham Pekan Ini

IPOT merekomendasikan saham-saham yang siap melaju tertopang fenomena window dressing dan santa claus rally dengan teknikal yang menarik.

Penjualan Tiket Kereta untuk Nataru Capai 1,44 Juta, 41% dari Kapasitas

Penjualan tiket kereta api pada masa angkutan nataru periode 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026 telah mencapai 1.441.421 tiket.

Awas! Ini 12 Makanan yang Bisa Bikin Tekanan Darah Naik

Ternyata ini, lho, makanan yang bisa tekanan darah naik. Kira-kira ada apa saja, ya?