Harga Emas Naik Siang Ini, Pasar Antisipasi Dampak Kebijakan Tarif AS

MOMSMONEY.ID - Harga emas hari ini lanjut naik, setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kemungkinan pengenaan tarif terhadap Meksiko dan Kanada pada awal Februari. Bahkan, saat ia menahan diri untuk tidak langsung memukul China dengan pungutan impor.

Mengutip Bloomberg, Selasa (21/1), harga emas diperdagangkan di level US$ 2.726,33 per troi ons pukul 13.48 WIB. Emas naik 0,66% dibandingkan penutupan sesi kemarin.

Harga emas naik moderat kemarin, sebab para pedagang mempertimbangkan implikasi potensial dari tarif AS sebesar 25% terhadap negara tetangganya. Jika diberlakukan, langkah tersebut mengancam terpicunya perang dagang antarnegara.

Emas kemungkinan dicari investor di tengah kekhawatiran terhadap kebijakan AS. Melansir Bloomberg, hari ini, Trump juga mengindikasikan ia masih mempertimbangkan tarif universal untuk semua impor asing ke AS, tetapi mengatakan bahwa ia belum siap untuk itu.

Meksiko adalah penambang perak terbesar. Tidak jelas apakah tarif akan berlaku untuk impor logam. Meski demikian, kemungkinan perak dan emas ikut terdampak oleh tindakan tarif besar-besaran yang telah mengguncang pasar dalam beberapa minggu terakhir.

Para investor juga mempertimbangkan prospek inflasi, dengan agenda domestik Trump berupa pemotongan pajak dan peningkatan pengeluaran, yang berpotensi menunjukkan tekanan harga yang berlangsung tahun ini. Hal itu dapat membatasi kemampuan Federal Reserves untuk terus melonggarkan kebijakan moneter.

Nah, suku bunga lebih tinggi biasanya menjadi hambatan bagi emas, karena tidak memberikan bunga.

Tahun lalu, emas mencetak serangkaian rekor harga, didorong pelonggaran kebijakan moneter The Fed, ketegangan geopolitik dan pembelian oleh bank sentral. Emas mungkin masih akan menerima dorongan lebih lanjut dari permintaan aset safe haven di tengah kekhawatiran tentang kebijakan baru keimigrasian presiden AS, serta ruang lingkup hubungan AS yang semakin tegang dengan negara lain.

Di sisi lain, para pedagang memantau dampak kesepakatan gencatan senjata yang tertunda lama dalam perang Gaza, saat Hamas membebaskan tiga sandera wanita sebagai ganti 90 warga Palestina yang ditahan dipenjara Israel.