MOMSMONEY.ID - Harga emas bergerak terbatas atau sideways di tengah pernyataan pejabat Federal Reserves yang bernada hawkish.
Mengutip Bloomberg, Rabu (8/5) pukul 13.05 WIB, harga emas spot diperdagangkan di level US$ 2.318,47 per troi ons, naik tipis dari penutupan kemarin US$ 2.314,10 per troi ons.
Harga emas kesulitan melompat, lantaran otot dollar AS menguat pada hari ini. Pasalnya, para pedagang mempertimbangkan komentar hawkish yang dilontarkan pembuat kebijakan bank sentral AS mengenai pelonggaran moneter pada tahun ini.
Pada Selasa, Presiden Fed Minneapolis, Neel Kashkari mengatakan kemungkinan bank sentral akan mempertahankan suku bunga untuk waktu lebih lama, dan menolak untuk mengesampingkan kenaikan di masa depan.
Suku bunga yang lebih tinggi dan penguatan greenback berdampak negatif bagi emas karena dihargai dalam dollar AS dan tidak menawarkan imbal hasil.
Meski begitu, harga emas tidak sampai jatuh, karena ditopang sentimen geopolitik. Para pedagang memantau perkembangan situasi di Timur Tengah pasca-serangan pasukan Israel yang mengambil kendali dari perbatasan Rafah di Gaza pada Selasa. Ketegangan yang meningkat dapat menguntungkan emas, yang merupakan aset safe haven.
Baca Juga: Harga Emas Naik Tipis, Pasar Memantau The Fed dan Timur Tengah
Di sisi lain, bank sentral China mengisi ulang cadangan emasnya selama 18 bulan berturut-turut pada April lalu. Emas telah naik sekitar 12% pada tahun ini, sebagian didorong oleh kuatnya permintaan dari bank sentral dan konsumen ritel di China. Konflik di Timur Tengah dan Ukraina juga mendukung permintaan safe haven.
Sementara, di dalam negeri, harga emas fisik Antam pada hari ini melorot.
Mengutip logammulia.com, harga emas Antam pecahan 1 gram turun Rp 10.000 menjadi Rp 1,308 juta. Logam mulia menjauh dari rekor tertingginya Rp 1,347 juta, yang dicapai pada 20 April lalu.
Adapun harga beli kembali atau buyback emas Antam dihargai Rp 1,20 juta per gram. Ini menjadi acuan harga apabila Anda menjual emas Antam pada hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News