MOMSMONEY.ID - Berikut alasan gen milenial dan gen Z telah melek finansial yang dibuktikan bukan hanya sekadar menabung, tapi sudah banyak melakukan investasi.
Investasi kini bukan lagi kata asing yang hanya akrab di telinga pebisnis atau orang kaya. Di era digital, anak muda Indonesia khususnya milenial dan gen Z mulai berani melangkah lebih jauh dalam mengelola uang.
Mengutip dari situs Media Keuangan Kemenkeu, mereka sebenarnya tidak hanya sekadar menabung, tapi sudah memahami bahwa investasi adalah kunci untuk masa depan yang lebih aman.
Fenomena ini tidak hadir begitu saja. Ada kombinasi antara kemajuan teknologi, akses informasi yang mudah, hingga dorongan untuk mandiri secara finansial yang membuat anak muda semakin percaya diri mencoba berbagai instrumen investasi.
Baca Juga: 20 Cara Menghasilkan Uang dari Internet Tanpa Modal, Peluang Tambahan Penghasilan
Kenapa anak muda mulai serius berinvestasi?
1. Kemudahan teknologi digital
Hanya dengan modal Rp10 ribu lewat aplikasi, siapa pun bisa resmi jadi investor. Dari reksa dana, saham, emas, hingga P2P lending, semuanya bisa diakses dalam genggaman.
2. Edukasi finansial di media sosial
Kreator konten di TikTok, Instagram, hingga YouTube membuat topik keuangan yang dulu dianggap rumit jadi lebih ringan. Edukasi ini membuat generasi muda merasa investasi itu realistis, bukan sekadar teori.
3. Kesadaran akan masa depan
Fenomena generasi sandwich, inflasi, hingga ketidakpastian karier membuat anak muda sadar: tabungan saja tidak cukup, investasi adalah kebutuhan.
4. Tren financial freedom
Narasi “pensiun muda” dan gerakan FIRE (Financial Independence, Retire Early) semakin menginspirasi generasi muda untuk merencanakan masa depan sejak dini.
Baca Juga: Ini Cara Memahami Perbedaan Utang Baik dan Utang Buruk agar Bijak Kelola Uang
Instrumen favorit anak muda Indonesia
- Reksa Dana: Modal kecil, risiko terukur, cocok untuk pemula. Data BEI 2025 mencatat 16,2 juta investor pasar modal, 55% di antaranya milenial & gen Z.
- Emas digital: Investasi klasik dengan sentuhan modern. Survei menunjukkan emas jadi pilihan utama anak muda bersama tabungan.
- Saham: Banyak yang tertarik karena potensi keuntungan jangka panjang, meski risikonya cukup tinggi.
- Kripto & aset digital: Masih fluktuatif, namun dilirik sebagian anak muda yang berorientasi ke masa depan digital.
- P2P lending: Alternatif menarik dengan imbal hasil kompetitif, walau risikonya lebih besar.
Tantangan yang tidak boleh diabaikan
- FOMO (fear of missing out) yang membuat keputusan investasi tidak berdasarkan analisis.
- Investasi ilegal yang masih banyak menjebak anak muda karena iming-iming cepat kaya.
- Kurangnya dana darurat, sehingga ketika butuh uang cepat, investasi justru terpaksa dijual rugi.
- Literasi keuangan yang masih rendah, terbukti dari indeks literasi usia 15–17 tahun yang hanya 51,68%.
Pada akhirnya, generasi muda telah membuktikan bahwa investasi bukan hanya urusan orang tua. Dengan dukungan teknologi, edukasi yang masif, serta kesadaran akan pentingnya masa depan, investasi kini menjadi gaya hidup baru.
Namun perlu diingat, investasi bukan sprint mengejar kekayaan instan, melainkan maraton panjang menuju keamanan finansial.
Selanjutnya: Wall Street Menguat Menjelang Rilis Revisi Data Ketenagakerjaan AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News