MOMSMONEY.ID - Kementerian Kebudayaan melalui Galeri Nasional Indonesia menghadirkan pameran bertajuk Jejak Perlawanan “Sang Presiden 2001” Tribut untuk Hardi (1951-2023).
Pameran yang bisa dinikmati publik mulai 10 Januari sampai 26 Januari ini merupakan bentuk penghormatan kepada Raden Soehardi Adimaryono atau yang lebih dikenal sebagai Hardi. Hardi merupakan seorang perupa yang memiliki pengaruh dan kontribusi besar terhadap peta arah perkembangan seni rupa Indonesia.
Pameran ini menampilkan total 78 karya, mulai dari 69 koleksi lukisan dan sketsa, 5 jangker, 4 keris hingga arsip-arsip pribadi yang memberikan wawasan mendalam tentang proses kreatif dan perjalanan hidup Hardi.
Selain itu, sebuah ruangan memorabilia dirancang untuk mereplikasi suasana studio Hardi, lengkap dengan instalasi interaktif berbasis teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) guna menghadirkan pengalaman imersif bagi pengunjung.
Dalam pembukaan pameran tersebut pada Kamis (9/1), Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon mengatakan bahwa Hardi adalah seorang sosok yang sangat kreatif dan selalu menjadi pusat perhatian.
“Kita merasa kehilangan seorang seniman, yang pernah dipuji oleh pelukis Alm. Afandi sebagai salah satu pelukis terbaik. Kita tahu seorang Hardi yang sangat kreatif dan kritis. Seringkali beliau berani mengkritisi, karena begitu lugas dalam menyampaikan kritik,” kata Fadli dalam keterangan tertulis, Jumat (10/1).
Baca Juga: Hujan Turun di Mana? Ini Prediksi Cuaca Besok (11/1) di Jawa Barat
Dia berharap agar seni rupa modern Indonesia tidak hanya menjadi wadah ekspresi individu, tetapi juga alat pembangun dialog antarbangsa, pelestari identitas budaya, dan pendorong perubahan sosial yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan.
Dia menambahkan, meski Hardi sudah berpulang setahun yang lalu, tetapi dia mengatakan bahwa karyanya tetap abadi, menjadi inspirasi dalam meningkatkan kreativitas, mewarnai dinamika perjalanan seni bangsa Indonesia.
“Sebagai salah seorang kolektor karya Hardi dan kawan dalam perjalanan kebudayaan, saya menyaksikan Hardi yang terus berkarya dengan semangat dan sepenuh hati baik melalui karya dan tulisannya," kata Fadli.
Dia juga menyebutkan bahwa sosok Hardi mengajarkan bahwa seni adalah alat untuk menyuarakan keadilan, menggerakkan perubahan, dan membangun peradaban yang lebih manusiawi.
"Kalau saat ini diadakan tribut bagi Hardi, saya kira ini adalah bagian dari penghargaan. Seniman kita adalah aset nasional kita. Karya-karya Hardi dan tokoh seni lainnya merupakan aset bangsa. Ke depannya dengan kehadiran Kementerian Kebudayaan, kita dapat merevitalisasi Galeri Nasional agar ke depannya lebih representatif, tentunya untuk menampilkan karya-karya maestro kita," katanya.
Sementara, Jibril Fitra Erlangga, putra Hardi, mengapresiasi pameran yang diinisiasi oleh Kementerian Kebudayaan. Menurutnya pameran ini merupakan sebuah penghormatan tersendiri bagi mendiang ayahnya. “Pameran ini akan membuat mendiang ayahnya bahagia di alam sana,” katanya.
Bagi Anda yang ingin melihat pameran ini, pameran ini dilangsungkan di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia, pukul 09.00-19.00 WIB. Pengunjung dapat memperoleh tiket dengan melakukan registrasi langsung di lokasi (on site).
Selanjutnya: Penyaluran Pembiayaan Mandala Finance Tumbuh 20%, Cek Strategi di 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News