MOMSMONEY.ID - Demi menjaga kinerja keuangan yang sehat, PT Waskita Karya Tbk mesti menyelesaikan proses restrukturisasi secara optimal. Hal ini diungkapkan Ekonom & Financial Market Specialist Lucky Bayu Purnomo. Menurutnya menilai potensi delisting saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang berkode WSKT masih terlalu jauh. Hal ini dikarenakan kinerja perseroan menunjukkan perbaikan dalam kondisi keuangannya.
"Itu masih terlalu dini. Untuk mencapai proses delisting ada beberapa tahapan," kata Lucky Bayu dalam keterangan resmi yang diterima Jumat (9/5).
Ia menjelaskan, masih ada pekerjaan proyek yang diambil Waskita, sehingga menunjukkan kinerja Perseroan terus membaik. Sebelumnya Waskita menyebutkan, terdapat 68 proyek berjalan yang dikelola sepanjang 2024, total nilainya mencapai Rp 44,7 triliun. Apalagi, kata dia, restrukturisasi yang dilakukan oleh Waskita turut menjadi angin segar bagi Perseroan agar bisa kembali ke pasar modal. "Perusahaan harus menyelesaikan proses restrukturisasi secara optimal, dalam meyakinkan investor," katanya.
Sebagai informasi, sebelumnya pada 2024 telah menyelesaikan proses restrukturisasi dengan mendapatkan persetujuan dari 22 kreditur perbankan Master Restructuring Agreement (MRA) dan Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) 2021 dengan nilai outstanding sebesar Rp 31,65 triliun, skema itu sudah efektif sejak 17 Oktober 2024. Restrukturisasi yang dilakukan pada Obligasi Non-Penjaminan senilai Rp3,35 triliun juga telah mendapatkan persetujuan atas tiga seri obligasi.
Baca Juga: Promo Hokben Seru Mei Ini: Makan Rame-Rame Hoka Suka Mulai Rp 32.000-an per Orang
Dirinya menuturkan, ada beberapa tahapan dalam proses delisting. "Dalam mencapai delisting, perusahaan masih memiliki ruang dan restrukturisasi bisa jadi ada PMN yang baru dari situ dia akan bergerak lagi," imbuhnya.
Lucky pun menyarankan agar Waskita banyak mengambil proyek strategis dan efektif dalam meningkatkan kinerja keuangan. Lucky berpandangan sumber pendapatan waskita yang mendukung kinerjanya yakni pekerjaan proyek. Hal ini agar kembali ke pasar modal.
"Pertama mencari proyek menarik untuk dpt dikerjakan efisien dan efektif. Sumber daya bekerjanya itu adalah proyek diperoleh. Jadi harus berinovasi dan memperbaiki waskita karya meraih kontrak-kontrak proyek lebih banyak," tuturnya.
Dia menambahkan, dengan berkurangnya utang Waskita juga menjadi langkah positif untuk kinerja perseroan makin lebih baik. Apalagi, hanya butuh dua tahun bisa membuat kepercayaan investor kembali ke Waskita.
Berdasarkan laporan Keuangan WSKT pada 2024, Perseroan mencatatkan total penurunan utang sebesar Rp14,7 triliun. Lalu kinerja Waskita induk atau secara standalone pun mencatatkan keuntungan dengan laba berjalan sebesar Rp4,8 triliun. "Jadi kinerja waskita dua tahun ke depan harus lebih bagus dalam meningkatkan kepercayaan investor," jelas dia.
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, BEI masih memantau rencana ke depan dari jajaran direksi BUMN infrastruktur. “Jadi kan kemarin saya kasih tahu, delisting kan walaupun 2 tahun kan tidak serta-merta, tentu kita lihat bagaimana respons dari Board of Directornya, bagaimana rencana ke depan,” kata Nyoman.
Kata Nyoman tujuan peraturan delisting itu bukan untuk mengeluarkan perusahaan namun memberikan target kepada perusahaan agar memperbaiki kinerja.
Baca Juga: Dari Altar South Side ke Takhta Suci: Kisah Paus Leo XIV
Selanjutnya: IHSG Menguat ke 6.844,9 di Sesi Pertama, MEDC, ANTM, MEDC Jadi Top Gainers LQ45
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News