MOMSMONEY.ID – IDC Infobrief, yang disponsori oleh TiDB, mengungkapkan bahwa 48% bank di Asia Tenggara kini fokus pada ketahanan infrastruktur, namun 50% data mereka masih tidak terstruktur, yang menghambat inovasi dan skalabilitas.
Pergeseran prioritas ini didorong oleh kebutuhan akan teknologi untuk meningkatkan ketahanan, efisiensi biaya, dan kecepatan.
Menurut survei PricewaterhouseCoopers (PwC), 68% bank di Asia Tenggara telah mulai digitalisasi untuk meningkatkan pengalaman nasabah.
Di Indonesia, transformasi digital semakin berkembang, dengan banyak penyedia layanan keuangan yang mengadopsi solusi terintegrasi, seperti penghubungan rekening bank dengan e-wallet.
“Connected finance membutuhkan ekosistem dan teknologi yang dapat memfasilitasi integrasi tersebut. Distributed database membantu memenuhi kebutuhan ini dengan skalabilitas dan ketahanan yang dapat mengurangi dampak kerentanan dalam arsitektur terdistribusi,” kata Arwinto P. Nugroho, Country Head of PingCAP Indonesia dalam siaran pers yang dikutip Jumat (21/2).
Baca Juga: Tingkatkan Ketahanan Pangan, Bank Indonesia Salurkan Bantuan kepada Petani
IDC juga melaporkan bahwa 68% Chief Information Officer (CIO) di Asia menjadikan analitik data sebagai prioritas utama. Teknologi distributed database memberikan solusi fleksibel dan tangguh untuk mengelola volume data yang terus meningkat, serta memastikan pemrosesan data secara real-time.
Namun, IDC juga mencatat beberapa tantangan di Indonesia, seperti kekurangan tenaga kerja terampil (70%), infrastruktur lama (63%), dan risiko operasional selama migrasi (47%). Meski begitu, solusi distributed database dianggap penting untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional.
“Distributed database meningkatkan efisiensi operasional dengan mengurangi waktu batch processing hingga 58%, serta menurunkan biaya total kepemilikan lebih dari 30%. Hal ini memungkinkan bank untuk lebih fokus pada operasi inti dan mempercepat siklus pengembangan,” ujar Arwinto.
IDC juga mengungkapkan bahwa connected finance membuka peluang besar bagi sektor perbankan, dengan pendapatan yang diperkirakan mencapai US$57 miliar dan melibatkan 102 miliar transaksi API. Untuk meraih potensi ini, bank harus mengatasi tantangan manajemen data yang dialami oleh 52% responden.
Arwinto menambahkan denganmengadopsi solusi data terdistribusi, bank-bank di Indonesia dapat meningkatkan pengalaman nasabah dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dalam sistem yang semakin terhubung.
Selanjutnya: Rekomendasi Saham & Target Harga Antam (ANTM) di Tengah Rekor Harga Emas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News