BisnisYuk

Bukan Sekadar Informasi, Ini Manfaat Penggunaan AI

Bukan Sekadar Informasi, Ini Manfaat Penggunaan AI

MOMSMONEY.ID - Perkembangan teknologi artificial intelligence atau AI menjadi perbincangan ramai yang terus dibahas akhir-akhir ini. Tidak hanya bagi dunia bisnis, teknologi AI juga bisa diterapkan dalam sektor publik, terutama pekerjaan yang berurusan dengan layanan masyarakat.

Pemanfaatan AI bisa menjadi solusi untuk optimalisasi kinerja pelayanan di berbagai sektor sehigga mampu menciptakan kepuasan pelanggan yang berkelanjutan.

Hal ini diungkapkan oleh Noveri Maulana, associate professor PPM School of Management, Jakarta, di sela-sela kegiatan United Nations Public Service Forum (UNPSF) yang diselenggarakan di Kota Samarkand, Republik Uzbekistan, beberapa waktu lalu. 

Forum dunia yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini merupakan ajang di mana para pemangku kepentingan di sektor layanan publik dari seluruh dunia berkumpul untuk diskusi dan bertukar pandangan terkait peningkatan layanan sektor publik.

Tahun ini, forum internasional tersebut mengangkat tema tentang peran AI untuk mempercepat peningkatan kinerja sektor publik yang berkelanjutan.

"AI bukan lagi sekadar tren semata, tapi hendaknya AI bisa dioptimalkan untuk membantu berbagai pekerjaan kita. Tidak hanya dunia bisnis, layanan sektor publik juga seharusnya bisa mengandalkan AI untuk meningkatkan performa kerja," ujar Noveri dalam keterangan resmi Senin (30/6).

Dalam forum tersebut, hadir banyak narasumber dari berbagai negara yang berbagi kisah bagaimana penerapan AI dalam bisnis dan layanan sektor publik mereka.

Misalnya, di Kanada, para pekerja sektor publik didorong untuk mendapatkan sertifikasi keterampilan agar bisa memanfaatkan berbagai tools generative AI untuk memberikan layanan kepada masyarakat dengan lebih tepat sasaran.

Baca Juga: TikTok Luncurkan Fitur AI Canggih yang Siap Bantu Konten Jadi Lebih Menarik

Sedangkan di Korea, pemanfaatan AI telah banyak digunakan untuk membantu pemerintah dalam menganalisis layanan kependudukan.

Sehingga, melalui bantuan AI, layanan yang cukup rumit pada sebuah kantor pemerintahan, bisa diselesaikan dengan analsiis data yang akurat dengan teknologi generative AI yang sudah terlatih.

"Pemanfaatan AI tentu sangat bergantung pada input data dan juga percobaan algoritmanya. Semakin baik data yang diberikan, maka kecerdasan buatan tersebut akan bisa menghasilkan kajian dan solusi yang semakin baik pula," ungkap Noveri.

Karenanya, keberadaan data yang baik menjadi kunci bagaimana sebuah teknologi AI bisa bermanfaat. Jika data sudah disiapkan dengan baik dan perintah yang jelas juga diberikan melalui prompt yang spesifik, maka kekuatan AI kadang bisa menghasilkan solusi yang spesifik sesuai kebutuhannya.

Noveri memaparkan jika data kependudukan masyarakat di suatu daerah telah terpusat pada satu database dan dengan pengamanan yang optimum, tenologi AI bisa mengakses data untuk melakukan berbagai analisis, tentunya banyak informasi, indikasi masalah, dan juga solusi bisa dihasilkan dalam waktu singkat.

"Kekuatan AI terletak pada kemampuan kecerdasannya dalam mengolah data, melakukan perintah, dan menampilkan hasil kajiannya dalam waktu yang sangat cepat, tapi hasilnya akurat," bebernya.

Namun memang, tantangan terbesar saat ini ialah bagaimana keamanan dan jaminan kerahasiaan data terutama dalam sektor publik masih menjadi perdebatan.

Urgensi keberadaan aturan formal seperti undang-undang ataupun peraturan pemerintah terkait pemanfaatan AI ini sudah semakin mendesak untuk dikaji lebih jauh.

Baca Juga: All England Lawn Tennis Club dan IBM Luncurkan Fitur AI Berikan Proyeksi Pertandingan

"Kita tentunya berharap pemerintah dan juga wakil rakyat bisa mengkaji regulasi terkait pemanfaatan AI pada dunia bisnis dan sektor publik lainnya," kata Noveri.

"Saya rasa, Indonesia sudah saatnya menjadi salah satu negara yang mampu memanfaatkan AI untuk berbagai kepentingan, namun tetap dengan aturan yang jelas, kerahasiaan data terjamin, dan tentunya etika professional yang dijunjung tinggi," imbuhnya.

Di lain kesempatan, Noveri juga menjelaskan bagaimana sektor bisnis telah menggunakan teknologi AI dalam upaya untuk personalisasi layanan bagi pelanggan.

Noveri mengutip hasil riset yang diungkapkan oleh Twilio, perusahaan layanan dan relasi pelanggan kelas dunia yang baru saja memaparkan State of Customer Engagement Report (SOCER) 2025 di Jakarta.

Riset yang dilakukan pada 600 pimpinan bisnis dan 7600 konsumen di dunia (termasuk 350 orang di antaranya dari Indonesia), telah mengungkapkan bahwa konsumen menerima kehadiran AI dalam proses bisnis, namun tetap membutuhkan personalisasi layanan layaknya berinteraksi dengan manusia.

"Dari hasil riset Twilio tersebut, nyaris semua (94%) brand di Indonesia mengklaim telah menghadirkan personalisasi interaksi dengan baik, namun konsumen merespons berbeda, hanya 72% yang setuju, dan 10% saja yang merasa brand konsisten menerapkannya," tutur Noveri.

Hal ini mencerminkan keinginan yang kuat dari konsumen untuk mempertahankan kendali atas interaksi mereka dengan brand di era AI, sekaligus isyarat jelas bagi brand untuk menerapkan strategi dan langkah-langkah pengamanan yang tepat.

Ini guna membangun kepercayaan dan loyalitas pelanggan dalam pengalaman yang didorong oleh AI. Karenanya, personalisasi tetap penting dilakukan walau di era pemanfaatan AI yang semakin masif.

“Hanya brand yang mampu berinvestasi pada alat tepat untuk memberikan personalisasi dalam skala besar, sambil menjaga transparansi dan mengutamakan pelanggan, mereka lah yang dapat tampil sebagai pemenang dalam persaingan bisnis," tambah Irfan Ismail, Regional VP, South Asia & APAC, ISV Sales, Twilio.

Selanjutnya: Japfa Comfeed dan Greenfields Mengimpor 1.100 Sapi Perah untuk Dorong Produksi Susu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News