MOMSMONEY.ID – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus menggencarkan edukasi dan literasi untuk meningkatkan kesadaran nasabah agar lebih waspada terhadap berbagai potensi ancaman kejahatan keuangan di era digital, khususnya terkait keamanan data diri. Lewat kampanye “Jagalah Hati, Jaga Data Diri”, BSI mengajak nasabah dan masyarakat untuk lebih sadar menjaga kerahasiaan data pribadi dalam setiap transaksi.
SEVP Branding and Communication BSI, Kemas Erwan Husainy mengatakan, kampanye “Jagalah Hati, Jaga Data Diri” lahir dari kesadaran akan semakin canggihnya kejahatan di dunia digital perbankan. Dirinya menyebut transaksi digital berpotensi besar untuk disusupi oleh para pelaku kejahatan, dan data pribadi adalah pertahanan terakhir nasabah untuk menghindari upaya penipuan yang mereka lakukan.
Dalam dunia digital, keamanan data menjadi salah satu perhatian utama. Lewat “Jagalah Hati, Jaga Data Diri”, BSI mengajak nasabah untuk melihat data mereka sebagai sesuatu yang bersifat pribadi dan sangat berharga. Konsep ini mengingatkan kita bahwa keamanan data tidak hanya soal keandalan teknologi, tetapi juga tentang menjaga informasi yang sangat penting dan pribadi sebagai kunci pada proses otentifikasi sebagai langkah verifikasi untuk memastikan bahwa hanya pemilik akunlah yang mengakses transaksi.
Salah satu langkah pertama agar tidak terkena kejahatan keuangan saat bertransaksi digital adalah dengan mengetahui modus penipuan yang mengincar data pribadi dan langkah-langkah pencegahannya.
Sejumlah modus penipuan yang perlu dikenal dan diwaspadai oleh masyarakat antara lain adalah phishing melalui email. Phising merupakan penipuan yang mengarahkan korban ke situs palsu untuk mencuri data pribadi.
Baca Juga: Berikut Jajaran Komisari dan Direksi Maybank Indonesia Terkini 2025
Kemudian, penipuan melalui SMS yang mengatasnamakan Bank, yang meminta konfirmasi transaksi dengan menyertakan link palsu untuk meminta data credential seperti PIN, nama ibu kandung, nomor kartu, exp date, CVV/CVC, nomor handphone, dan OTP. Selain itu, penipuan melalui telepon/whatsapp palsu mengaku petugas resmi. Dalam modus ini, pelaku mengaku sebagai petugas bank atau instansi lain untuk meminta konfirmasi transaksi dengan meminta data-data pribadi dan credential kartu serta OTP.
Modus lainnya, situs palsu mirip laman resmi. Penipu membuat website palsu yang menyerupai situs resmi untuk menipu korban. Termasuk penipuan menggunakan surat palsu. Pelaku mengirimkan surat resmi namun palsu kepada korban, yang isinya meminta pembayaran atau data pribadi.
Tidak kalah penting, wi-fi publik dan malware. Dia mengingatkan tingginya risiko menggunakan jaringan wi-fi publik yang tidak aman. “Penting sekali bagi seluruh masyarakat di era sekarang ini, untuk mengenali modus-modus tersebut sehingga lebih berhati-hati dan waspada dalam menjaga keamanan diri kita,” ujarnya.
Dia menekankan, pentingnya menjaga kerahasiaan data seperti PIN, nama Ibu Kandung, nomor kartu, password, exp date, CVV/CVC dan OTP (One-Time Password) serta memastikan tidak ada pihak lain yang mengakses akun nasabah. Selalu mengecek kebenaran informasi melalui BSI Call 14040, website www.bankbsi.co.id dan sosial media BSI di Instagram, Twitter dan Facebook @banksyariahindonesia.
Agar terhindar dari modus penipuan nasabah juga dianjurkan untuk tidak membuka link mencurigakan apapun yang diterima melalui SMS/whatsApp, e-mail, atau media lainnya yang meminta data pribadi/kartu, beserta kode OTP. Cek kembali nomor pengirim pesan atau penelpon, pastikan resmi dan asli dari pihak BSI.
BSI juga berkolaborasi dengan pihak berwenang dan lembaga terkait lainnya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan digital di sektor perbankan. Erwan menghimbau kepada nasabah untuk melindungi data, menjaga keamanan finansial dan selalu memastikan info yang diterima adalah informasi yang valid. Melalui upaya berkelanjutan ini, Erwan berharap BSI dapat berkontribusi aktif menciptakan pengalaman perbankan yang lebih aman dan nyaman, serta mendukung pengembangan sektor keuangan yang lebih inklusif dan bebas dari ancaman kejahatan keuangan digital.
Baca Juga: Ray White: Industri Properti Indonesia Tunjukkan Tanda-Tanda Pemulihan yang Kuat
Selanjutnya: Profit 33,28% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (14 April 2025)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News