MOMSMONEY.ID - Papua masih menghadapi keterbatasan tenaga pendidik, terutama di wilayah terpencil. Akses pendidikan yang belum merata membuat banyak anak kesulitan mendapatkan guru yang berkualitas dan hadir secara berkelanjutan di sekolah.
Kondisi tersebut mendorong Yasinta Nunggut, mahasiswa asal Agats, Kabupaten Asmat, Papua Selatan, menempuh pendidikan tinggi di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) BINUS University.
Melalui beasiswa, Yasinta berangkat ke Jakarta untuk mempersiapkan diri menjadi guru.
“Perasaan saya waktu itu campur aduk. Senang karena Mama tidak perlu memikirkan biaya kuliah, tapi juga takut karena harus hidup sendiri di Jakarta dan menghadapi dunia perkuliahan yang sama sekali baru,” ungkap Yasinta dalam keterangan tertulis, Selasa (16/12).
Baca Juga: Tren STEM di Sekolah, Ini lo Manfaat untuk Masa Depan Anak
Masa awal kuliah menjadi tantangan terberat. Adaptasi lingkungan, budaya, hingga penggunaan bahasa Inggris membuat dua semester pertama terasa sulit.
“Semester satu dan dua adalah masa paling sulit, karena semua terasa baru lingkungan, bahasa, budaya, hingga makanan. Tapi dari situ saya belajar untuk bertahan dan berkembang,” ujarnya.
Tekad Yasinta untuk bertahan hingga lulus berangkat dari kepeduliannya pada kondisi pendidikan di Papua.
“Anak-anak di Papua membutuhkan guru yang benar-benar hadir dan peduli. Itu yang terus menguatkan saya untuk bertahan sampai lulus,” katanya.
Setelah lulus dari PGSD BINUS University, Yasinta berencana kembali ke Agats untuk mengabdikan diri. Ia ingin membawa ilmu yang diperoleh di bangku kuliah untuk ikut memperbaiki kualitas pendidikan di Papua Selatan.
Selanjutnya: Jelang Tutup Tahun, Kemenkeu Hitung Ulang Potensi Shortfall Pajak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News