Santai

Ballon d’Or 2025 Jadi Sorotan, Ayah Lamine Yamal Klaim Ada Ketidakadilan

Ballon d’Or 2025 Jadi Sorotan, Ayah Lamine Yamal Klaim Ada Ketidakadilan
Reporter: Ramadhan Widiantoro  |  Editor: Ramadhan Widiantoro


MOMSMONEY.ID - Benarkah Lamine Yamal dirugikan secara moral usai gagal raih Ballon d’Or 2025? Simak kontroversi panas yang bikin dunia sepak bola heboh.

Melansir dari FotMob, ajang Ballon d’Or 2025 kembali memunculkan perdebatan sengit. Lamine Yamal, wonderkid Barcelona yang digadang-gadang sebagai bintang masa depan, gagal meraih penghargaan prestisius tersebut. Sang ayah bahkan menyebut kegagalan ini sebagai bentuk “kerugian moral” yang merugikan putranya.

Ayah Lamine Yamal angkat suara

Mounir Nasraoui, ayah Lamine Yamal, menilai putranya lebih layak dibanding pemenang tahun ini, Ousmane Dembélé. Menurutnya, torehan gol, assist, serta dampak Yamal bagi tim sangat signifikan dan layak diapresiasi lebih tinggi.

Dalam sebuah pernyataan emosional, Nasraoui menegaskan, “Lamine adalah pemain terbaik dunia saat ini, bukan karena dia anak saya, tapi karena kualitas dan kontribusinya yang nyata di lapangan.”

Baca Juga: Daftar Pemenang Ballon d’Or 10 Tahun Terakhir, Ousmane Dembele Raih Tahun 2025

Ousmane Dembélé jadi pemenang Ballon d’Or 2025

Meski menuai kontroversi, fakta berbicara lain. Ousmane Dembélé sukses membawa pulang trofi Ballon d’Or 2025 setelah tampil luar biasa bersama Paris Saint-Germain. Statistiknya mengesankan, 35 gol dan 14 assist di berbagai kompetisi.

Jika dibandingkan, Yamal mengoleksi 18 gol dan 21 assist, sebuah catatan brilian untuk pemain muda berusia 18 tahun, namun masih kalah produktif dari Dembélé.

Joan Laporta beri dukungan elegan

Berbeda dengan sang ayah, Presiden Barcelona Joan Laporta mengambil langkah lebih tenang. Ia menyoroti pencapaian Yamal yang berhasil meraih Kopa Trophy untuk kedua kalinya. Menurutnya, hal ini justru menjadi motivasi untuk meraih Ballon d’Or di masa mendatang.

“Kami bangga Yamal menorehkan sejarah dengan dua Kopa Trophy. Itu tanda jelas akan ambisinya. Ballon d’Or hanyalah masalah waktu,” ujar Laporta.

Baca Juga: Ini Daftar Lengkap 30 Kandidat yang Akan Mendapatkan Ballon d'Or di 2025

Perspektif: Antara statistik dan persepsi

Kontroversi Ballon d’Or bukan hal baru. Selalu ada perdebatan antara angka statistik, pencapaian tim, dan faktor popularitas. Kasus Yamal menunjukkan bagaimana ekspektasi publik dapat berbenturan dengan hasil akhir.

Dalam konteks ini, “kerugian moral” yang dimaksud ayah Yamal lebih kepada kekecewaan emosional, bukan penilaian objektif. Faktanya, Dembélé memang memiliki musim yang lebih komplet dari sisi produktivitas.

Kontroversi Ballon d’Or 2025 menegaskan bahwa penghargaan ini tidak hanya soal angka, tapi juga narasi dan persepsi. Meski gagal tahun ini, Lamine Yamal sudah menunjukkan kualitas elite di usia muda, dan peluangnya masih sangat besar untuk memenangkan Ballon d’Or di masa depan.

Dengan dukungan penuh dari Barcelona dan penggemar sepak bola dunia, publik kini menantikan apakah prediksi sang ayah benar, bahwa Ballon d’Or berikutnya akan menjadi milik Spanyol.

 

Selanjutnya: Mata Uang Asia Lesu Rabu (24/9) Pagi, Peso dan Baht Jadi yang Terlemah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News