MOMSMONEY.ID - Ini tren kamar mandi yang kelihatannya menarik, tapi sebenarnya bisa bikin ribet dan merugikan dalam jangka panjang jika tak direncanakan matang.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak orang ingin membuat kamar mandi terasa lebih modern, estetik, dan nyaman dipandang. Media sosial turut mendorong munculnya berbagai tren desain baru yang terlihat mewah dan menggoda untuk diikuti.
Namun, tidak semua yang tampak indah akan bertahan lama. Melansir dari Real Simple, sejumlah desainer interior menilai ada beberapa tren yang justru berisiko bikin repot karena perawatan rumit, umur tren yang pendek, hingga masalah fungsionalitas.
“Keindahan visual tidak boleh mengorbankan kenyamanan dan kepraktisan sehari-hari,” ujar salah satu desainer interior di laman Real Simple.
Baca Juga: Color Drenching, Tren Warna 2026 yang Bikin Rumah Lebih Hidup dan Penuh Karakter
Meja rias mengambang
Meja rias mengambang memang sangat populer karena tampilannya bersih dan minimalis. Namun, banyak desainer menilai jenis ini kurang mendukung kebutuhan keluarga.
Kapasitas penyimpanan lebih sedikit, pemasangan membutuhkan presisi tinggi, dan material countertop tidak bisa terlalu berat.
Anastasia Casey dari The Interior Collective menjelaskan bahwa model ini sering kali kalah praktis. Ia menyebut, “Meja rias ini tampil menarik, tapi penyimpanan minim dan batasan struktur sering membuatnya tidak efisien,” ujar Casey.
Alternatif lebih aman:
- Gunakan meja rias berkaki yang tampil elegan tetapi tetap stabil dan mudah dirawat.
Ubin penny
Ubin penny memiliki daya tarik vintage dan pola kecil yang unik. Namun, pemasangannya membutuhkan banyak nat, dan nat adalah bagian yang paling cepat kotor di kamar mandi.
Samantha Arak dari Samantha Carey Interiors menegaskan, “Jumlah nat pada ubin penny itu luar biasa banyak, dan merawat nat putih adalah tantangan besar,” ujar Arak.
Risiko jangka panjang:
- Nat mudah menyerap air dan bau
- Perawatan berkala lebih melelahkan
- Warna nat cepat berubah
Solusi:
- Jika tetap ingin tekstur klasik, pilih ubin berukuran lebih besar dengan nat yang lebih sedikit.
Kamar mandi basah
Kamar mandi basah atau wet room menciptakan kesan spa mewah. Sayangnya, tanpa drainase dan kemiringan yang tepat, air dapat menyebar ke seluruh ruangan, membuat lantai lembap dan dingin.
Sarah Smallwood dari Roam & Reside mengingatkan, “Jika tidak direncanakan sempurna, kamar mandi basah lebih mirip area bermain air daripada ruang relaksasi,” ujar Smallwood.
Masalah yang sering muncul:
- Air keluar dari area pancuran
- Penguapan membuat ruangan dingin
- Keset mudah basah
- Tisu toilet lembek
Rekomendasi:
- Jika ingin konsep terbuka, pastikan langit-langit memiliki ventilasi baik, lantai dipanaskan, dan area shower diberi zonasi jelas.
Baca Juga: Lebih Baik Beli Rumah atau Sewa? Yuk, Cermati Pilihan yang Sesuai Keadaan Keuanganmu
Pancuran kaca penuh
Kamar mandi dengan kaca full-height memang memberikan kesan luas dan terang. Namun, privasi bisa jadi masalah, terutama bagi penghuni rumah yang berbagi ruang dengan anggota keluarga lain.
Casey menjelaskan, “Cahaya alami memang indah, tetapi kurangnya privasi sering membuat pancuran kaca penuh tidak nyaman,” ujarnya.
Solusi lebih tepat:
- Gunakan kaca buram, pintu melengkung, atau jendela transom yang tetap memberi cahaya tetapi menjaga privasi.
Color drenching
Color drenching, mengecat seluruh ruangan dalam satu warna kuat, tengah naik daun di dunia desain. Namun, kamar mandi bukan ruangan ideal untuk menerapkan tren ini.
Arak mengingatkan bahwa kamar mandi membutuhkan pencahayaan baik untuk aktivitas perawatan diri. Warna yang terlalu gelap atau tidak memantulkan cahaya bisa menyulitkan.
Dampak negatif:
- Cahaya tidak memadai
- Ruangan terasa sempit
- Sulit untuk make-up atau perawatan kulit
Alternatif:
- Gunakan warna netral pada dinding, lalu berikan aksen warna pada aksesori atau satu panel saja.
Dinding plester
Plester seperti tadelakt atau lime wash memang estetis dan menenangkan secara visual. Namun, ketahanan terhadap air masih menjadi tantangan.
Smallwood memperingatkan, “Tanpa ventilasi dan penyegelan sempurna, dinding plester mudah menyerap air dan merusak lapisan dalamnya,” ujar Smallwood.
Rekomendasi profesional:
- Gunakan plester hanya di area kering. Untuk area basah seperti shower, tetap gunakan ubin yang mudah dibersihkan.
Baca Juga: 8 Ide Dekorasi Liburan yang Bikin Ruangan Kecil Terasa Lebih Ajaib
Penggilingan DIY
Detail kayu dan panel dinding dapat mempercantik ruang mandi. Namun, pemasangannya harus komprehensif dan presisi karena kamar mandi memiliki tingkat kelembapan yang tinggi.
Arak menyampaikan, “Kelembapan yang berubah-ubah bisa menyebabkan sambungan retak jika pemasangannya tidak dilakukan dengan teknik yang tepat,” ujar Arak.
Saran aman:
- Hindari pengerjaan DIY untuk area ini. Gunakan jasa profesional agar hasilnya lebih awet dan aman.
Memilih desain kamar mandi bukan hanya soal gaya, tetapi juga fungsi, perawatan, dan kenyamanan jangka panjang. Banyak tren yang tampak indah di foto, tetapi bisa membawa masalah baru ketika diterapkan tanpa pertimbangan ahli.
Setelah memahami risiko masing-masing tren dan rekomendasi dari desainer profesional, Anda bisa merancang kamar mandi yang tetap estetis, awet, dan sesuai kebutuhan rumah tangga Indonesia modern.
Selanjutnya: Siklon Tropis Memicu Cuaca Ekstrem, Ini Penjelasan yang Harus Anda Ketahui
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News