MOMSMONEY.ID - Waspadai, inilah 7 tanda Anda adalah seorang shopaholic atau gila belanja.
Shopaholic mungkin terdengar keren. Padahal, sebutan ini mengandung makna yang cenderung negatif.
Shopaholic atau gila belanja merupakan sebutan untuk orang-orang dengan kebiasaan belanja yang berlebihan atau tidak lazim. Dengan kata lain, shopaholic adalah orang yang sudah kecanduan dalam berbelanja.
Beberapa penelitian mengungkapkan kecenderungan shopaholic dapat dipicu oleh faktor biologis, masalah kesehatan mental, pola asuh, materialisme, kesulitan dalam menjalin hubungan, kepribadian yang kurang hati-hati atau kurang disiplin, serta gangguan emosi.
Lalu, apa saja sih tanda-tanda yang menunjukkan seseorang memiliki karakter shopaholic atau gila belanja? Merangkum Choosing Therapy dan GOBankingRates, inilah 7 tanda Anda adalah seorang shopaholic atau gila belanja.
Baca Juga: Mengenal Frugal Living, Gaya Hidup Hemat untuk Cepat Kaya. Ini Cara Memulainya!
1. Lebih sering berbelanja online
Anda mungkin seorang shopaholic jika lebih sering berbelanja secara online daripada langsung ke toko.
Faktanya, kebiasaan berbelanja online dapat sangat berbahaya bagi para shopaholic karena bisa membuat mereka sangat mudah menghabiskan uang tanpa terlalu memikirkannya.
Apabila Anda sering berbelanja di situs belanja online tertentu, situs tersebut mungkin sudah menyimpan informasi kartu kredit Anda di file mereka. Alhasil, Anda pun tidak perlu melakukan apapun selain menekan tombol “pesanan” untuk mengonfirmasi pembelian.
2. Sering berfantasi tentang berbelanja
Apakah Anda sering berfantasi tentang berbelanja? Bisa jadi, Anda adalah seorang shopaholic.
Dapat dikatakan sebagai shopaholic jika Anda kerap menemukan diri Anda berpikir tentang betapa indahnya hidup apabila Anda membeli barang-barang mewah baru. Atau, Anda gemar membayangkan betapa terkesannya semua orang saat melihat Anda membawa barang mewah yang tidak bisa dibeli orang lain.
Ketika berimajinasi demikian, di situlah harapan seorang shopaholic tidak sesuai dengan kenyataan. Realitanya, belanja secara berlebihan terutama jika melebihi anggaran itu menyimpan konsekuensi negatif. Kemungkinan yang akan terjadi saat Anda nekat berbelanja barang-barang mahal hanya karena lapar mata yaitu kartu kredit Anda akan dimaksimalkan dan Anda harus berjuang untuk melunasi saldo yang dapat menyebabkan skor kredit lebih rendah.
3. Merasa harus berbelanja saat emosi negatif melanda
Perasaan negatif dapat bertindak sebagai katalisator bagi para shopaholic untuk berbelanja. Beberapa dari perasaan negatif ini termasuk cemas, depresi, serta stres akibat hari yang buruk di tempat kerja, putus cinta, dan sebagainya. Dalam pikiran shopaholic, berbelanja akan membuat segalanya menjadi lebih baik.
Brian Dechesare selaku CEO dari Breaking Into Wall Street mengatakan bahwa jika Anda menganggap belanja sebagai cara untuk pulih dari stres dan kecemasan, kemungkinan besar Anda mengalami kecanduan belanja.
Sering kali, ketika seseorang melakukan pembelian, itu menjadi bentuk pelarian. Apabila berbelanja adalah salah satu hal yang mulai Anda pikirkan dan membuat Anda merasa tertarik setiap kali Anda stres, itu tandanya kebiasaan belanja telah menjadi penopang hidup Anda, tambah Brian.
4. Suka berbelanja secara sembunyi-sembunyi
Tanda gila belanja lainnya yaitu suka berbelanja secara sembunyi-sembunyi dan merasa panik saat ketahuan sedang berbelanja. Kebanyakan shopaholic senang menyimpan atau berusaha merahasiakan sifat buruk mereka dalam berbelanja.
Sekali pun seorang shopaholic memiliki kesadaran tentang kebiasaan gilanya dalam berbelanja, ia tetap enggan untuk mengakui atau menunjukkannya kepada orang lain.
Misal, saat seorang shopaholic ketahuan sedang berbelanja di toko tas branded, ia mungkin akan mengatakan sedang melakukan hal lain.
Baca Juga: 4 Cara Efektif untuk Menenangkan Anak Tanpa Perlu Memberikan Mereka Gadget
5. Mengorbankan nilai atau kesejahteraan untuk berbelanja
Nilai-nilai yang baik merupakan acuan yang memperlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan dan mengarah pada kehidupan yang seimbang. Dan, pembelian impulsif dapat dengan cepat mengkompromikan nilai-nilai tersebut.
Karakter shopaholic yang gemar berbelanja secara diam-diam, berbohong tentang belanjaanya, dan belanja berlebihan bisa berdampak buruk tidak hanya bagi diri si shopaholic tetapi juga hubungan sosial mereka.
Ketika seseorang menempatkan kebiasaan belanja di atas segalanya, ia mungkin akan berhenti menerapkan gaya hidup sehat dan kehilangan kontak serta dukungan yang positif.
6. Kesulitan untuk berhenti berbelanja
Saat kecanduan belanja meningkat, kemampuan untuk mengendalikannya pun akan berkurang.
Bahkan, sesaat setelah melakukan satu pembelian, orang yang gila belanja sudah memikirkan atau segera beralih ke pembelian berikutnya.
Itulah sebabnya, bukan hal yang aneh bagi shopaholic untuk beralih dari belanja barang diinginkan ke barang yang sama sekali tidak diperlukan. Apakah Anda begitu?
7. Perlu berbelanja untuk merasa normal
Tatkala kesenangan dalam berbelanja berangsur-angsur memudar namun kegiatan belanja masih berlanjut, itu artinya sosok shopaholic telah menganggap bahwa tujuan berbelanja hanya untuk merasa normal.
Dari situ, shopaholic akan mengembangkan kebiasaan belanja menjadi kebutuhan dasar.
Jika kebiasaan berbelanja dihapus, efeknya mungkin akan sangat besar bagi kehidupan si shopaholic layaknya ia melewatkan makan, minum, dan tidur.
Itulah 7 tanda Anda adalah seorang shopaholic atau gila belanja. Apabila tanda-tanda di atas ada pada diri Anda, pertimbangkan untuk melakukan terapi atau pengobatan guna meminimalkan dan bahkan menghilangkan gejala. Terapis keuangan layak Anda datangi untuk membantu Anda membuka aspek emosional keuangan sekaligus mencari tahu penyebab kebiasaan gila belanja yang Anda alami.
Jangan ragu juga untuk berkomunikasi dengan anggota keluarga atau teman terdekat Anda. Bagikan apa yang sedang terjadi pada Anda dan mintalah saran mereka tentang apa yang harus Anda lakukan selanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News