HOME, Keluarga

6 Cara Menghadapi Emosi Anak Remaja dengan Tepat, Yuk Simak!

6 Cara Menghadapi Emosi Anak Remaja dengan Tepat, Yuk Simak!

MOMSMONEY.ID - Mengasuh anak remaja bisa menjadi momen yang bermanfaat bagi orang tua. Di sisi lain, aktivitas ini juga bisa dengan mudah membuat frustasi.

Mungkin suatu hari anak Anda begitu ceria dan banyak bicara, namun bisa saja mereka berubah menjadi dingin dan menyebalkan di keesokan harinya. Perubahan suasana hati pada anak remaja bisa disebabkan oleh hal-hal kecil yang mungkin sepele di mata orang tua.

Faktanya, hal-hal kecil tersebut bisa menumpuk dan meledak kapan saja jika tidak ditangani dengan baik. Alih-alih membiarkan atau memarahi anak remaja Anda yang berulah, sebaiknya Anda sebagai orang tua membantu anak Anda untuk mengelola emosinya.

Dilansir dari Connections Academy, begini cara yang tepat dan perlu orang tua terapkan saat menghadapi emosi anak remajanya.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Air Purifier Portable yang Praktis, Bisa Ditaruh di Meja dan Mobil!

1. Tetap tenang

Jika memungkinkan, tahan diri Anda untuk tidak berkomunikasi dengan anak remaja Anda saat Anda sedang marah, lelah, atau tidak sabar. Apabila Anda mendapati diri Anda berada dalam pertengkaran sengit dengan anak remaja Anda, bersikap tetap tenang dapat membantu meredakan situasi.

Kendati sulit untuk bersikap tenang saat anak remaja Anda berteriak kepada Anda, namun ingatlah bahwa tujuan Anda bukanlah untuk memenangkan pertengkaran melainkan membantu anak Anda mengatasi perasaannya. Itu tidak berarti Anda harus mengangguk dan tersenyum tatkala anak Anda melontarkan hinaan kepada Anda, tapi lebih ke menahan diri untuk tidak membalas berteriak guna mencegah situasi semakin parah.

Jangan lupa juga untuk memberi tahu anak Anda bahwa akan lebih mudah untuk menyelesaikan masalah yang ada jika mereka bisa memperlakukan satu sama lain dengan hormat bahkan ketika mereka tidak setuju.

2. Pahami pikiran anak

Penelitian menunjukkan bahwa otak remaja tidak berkembang seperti otak orang dewasa. Pada dasarnya, bagian otak yang mengelola emosi, nalar, dan pengambilan keputusan akan terus berkembang hingga pertengahan usia 20-an.

Nah, perkembangan otak yang berkelanjutan dan perubahan hormonal inilah yang dapat memengaruhi cara anak remaja dalam berpikir dan bereaksi terhadap situasi yang berbeda.

Perubahan biologis ini sama sekali tidak berarti bahwa ada kekurangan kecerdasan selama masa remaja. Namun, karena keterampilan manajemen diri pada anak remaja masih berkembang, mereka mungkin akan mengalami kesulitan dalam menangani konflik, membuat pilihan yang baik, dan mengendalikan emosi mereka.

3. Usahakan selalu ada untuk anak

Meskipun upaya Anda untuk bercakap-cakap dengan anak remaja Anda tidak selalu disambut baik oleh mereka, namun penting untuk menunjukkan bahwa Anda selalu ada untuknya. Lakukanlah kontak mata secara konsisten saat berbicara dan mendengarkan anak remaja Anda. Minta mereka juga untuk melakukan hal yang sama kepada Anda.

Jika diperlukan, Anda bisa mempertimbangkan untuk mewajibkan waktu makan bebas perangkat elektronik baik itu telepon maupun televisi. Selama momen-momen seperti ini berlangsung, cobalah untuk memulai percakapan yang lebih akrab dengan anak remaja Anda dan dengarkan baik-baik segala perkataan mereka.

Saat Anda selalu ada untuk anak selama masa-masa tenang, kemungkinan besar mereka pun akan berlari ke arah Anda ketika mereka berada dalam masa-masa sulit.

4. Jaga perkataan Anda

Apabila Anda memiliki anak remaja yang kerap memberi tahu Anda perihal apa yang sedang mengganggunya, itu artinya Anda adalah orang tua yang beruntung. Saat situasi semacam itu terjadi, cobalah untuk tetap bersikap netral. Misalnya, jika suatu hari anak Anda melakukan kesalahan kepada temannya di sekolah, maka jangan langsung melontarkan penilaian Anda.

Sebaliknya, berikan tanggapan yang tidak berkomitmen untuk menunjukkan bahwa Anda mendengarkan mereka. Saat merespons anak Anda, akan sangat membantu jika Anda membingkai setiap pikiran negatif atau kontraproduktif secara positif.

Ingatlah bahwa saat anak remaja Anda berbagi masalahnya kepada Anda, belum tentu mereka juga meminta Anda untuk memperbaikinya. Sering kali, anak hanya ingin berbagi apa yang salah tanpa mau dibombardir dengan solusi.

5. Hormati perspektif anak

Tentu, Anda akan merasa kecewa saat orang yang Anda percayai untuk mendengarkan cerita Anda justru mengatakan bahwa masalah yang sedang Anda alami bukanlah masalah besar bukan? Demikian juga anak remaja. Sama halnya dengan orang dewasa, anak remaja juga tidak ingin emosinya dikecilkan.

Saat anak Anda sering merasa cemas dengan kehidupan sekolahnya atau perubahan tubuh serta perasaan mereka, hal-hal yang mulanya kecil semacam itu bisa dengan mudah menjadi besar di dalam pikiran mereka lho Moms.

Dan, meskipun Anda tidak setuju bahwa masalah yang sedang dialami oleh anak remaja Anda merupakan akhir dari dunia mereka, namun berusahalah untuk menghargainya, memahami, dan memvalidasi apa yang sedang anak Anda rasakan alih-alih menghujatnya.

6. Bantu anak untuk melepaskan emosinya dengan tepat

Anda dapat membantu anak remaja Anda untuk melepaskan sebagian tekanan dan emosi yang mengganggu dibandingkan hanya membiarkannya menumpuk dan berakhir meledak. Beberapa cara efektif untuk membantu anak menghilangkan emosi negatifnya yaitu dengan mendorong mereka untuk berolahraga, menulis jurnal, memasak, atau membuat karya seni.

Melakukan hobi baru juga dapat membantu anak menjernihkan pikirannya sekaligus menghilangkan stres. Intinya, jangan ragu untuk mengajak anak Anda melakukan berbagai hal yang menarik dan positif saat Anda melihat tanda-tanda suasana hati yang buruk pada wajah mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News