MOMSMONEY.ID - Simak yuk, panduan keuangan ini untuk membantu Moms dalam menjaga daya beli dan kondisi finansial tetap aman menjelang 2026.
Harga kebutuhan sehari hari yang terus naik mulai terasa di hampir semua rumah tangga. Dari belanja dapur hingga biaya transportasi, pengeluaran kini terasa lebih cepat menguras dompet.
Banyak orang masih menganggap kondisi ini sementara, padahal tekanan inflasi bisa berlangsung lebih lama. Jika tidak disiapkan sejak sekarang, keuangan bisa semakin tertekan di tahun mendatang.
Melansir dari Go Banking Rates, para pakar menilai inflasi global masih berpotensi berlanjut hingga 2026.
“Situasi ekonomi saat ini menuntut masyarakat lebih tenang namun tetap cermat dalam mengelola keuangan karena inflasi masih berada di kisaran 3%,” ujar Anna Baluch, pakar keuangan.
Baca Juga: 10 Kebiasaan Finansial yang Tanpa Disadari Menghambat Kemapanan Hidup
Evaluasi arus kas dan kebiasaan keuangan
Langkah paling sederhana namun sering diabaikan adalah mengecek kembali arus kas bulanan. Inflasi membuat nilai uang berkurang, sehingga pengeluaran kecil yang dibiarkan bisa berdampak besar.
Mencatat pemasukan dan pengeluaran membantu melihat mana kebutuhan utama dan mana yang bisa ditekan.
Pengelolaan utang juga perlu mendapat perhatian serius. Cicilan dengan bunga tidak tetap berisiko membesar saat kondisi ekonomi berubah.
Mengurangi beban utang sejak dini akan membuat kondisi keuangan lebih aman ke depannya.
Fokus membangun stabilitas finansial
Di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti, menjaga kestabilan keuangan jauh lebih penting daripada menambah komitmen baru.
Stabilitas berarti memastikan kebutuhan pokok terpenuhi, dana darurat aman, dan kewajiban bulanan tetap terkendali.
Dengan kondisi finansial yang stabil, tekanan inflasi tidak langsung mengganggu keseharian. Pendekatan ini membuat keluarga lebih siap menghadapi kenaikan harga yang mungkin terjadi sewaktu waktu.
Jaga nilai uang agar tidak tergerus inflasi
Menyimpan uang tanpa perencanaan bisa membuat nilainya menurun seiring waktu. Oleh karena itu, penting untuk mulai memikirkan cara menjaga daya beli tetap terjaga.
Pengelolaan aset yang seimbang dapat membantu menghadapi kenaikan harga barang dan jasa.
Diversifikasi menjadi salah satu kunci agar keuangan tidak bergantung pada satu sumber saja. Strategi ini membantu menjaga ketahanan finansial tanpa harus mengambil risiko berlebihan.
Baca Juga: 5 Strategi Elegan Menagih Utang yang Lama Tak Dibayar tanpa Bikin Masalah Baru
Mulai sekarang untuk masa depan yang lebih fleksibel
Menunda perencanaan keuangan berarti mempersempit pilihan di masa depan. Dengan memulai lebih awal, Anda memiliki ruang untuk menyesuaikan strategi jika kondisi ekonomi berubah.
Inflasi dan suku bunga sering bergerak di luar perkiraan, sehingga kesiapan menjadi hal utama.
Pendekatan jangka panjang membantu keuangan tetap berjalan stabil dalam berbagai situasi. Bukan soal menebak arah ekonomi, tetapi tentang membangun ketahanan yang konsisten.
Inflasi 2026 bukan sesuatu yang perlu ditakuti, tetapi perlu diantisipasi. Dengan mengatur arus kas, mengendalikan utang, menjaga stabilitas, dan melindungi daya beli sejak sekarang, masyarakat bisa menghadapi masa depan dengan lebih tenang.
Langkah kecil yang dilakukan hari ini dapat memberikan dampak besar bagi kondisi keuangan di tahun mendatang. Perencanaan yang bijak adalah kunci agar keuangan tetap sehat di tengah perubahan ekonomi.
Selanjutnya: Kabinet Jepang Setujui Anggaran US$ 785 Miliar, Janji Akan Kendalikan Utang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News