10 Tanda-Tanda Angka Kolesterol yang Tinggi pada Tubuh, Perhatikan ya!

Reporter: Rezki Wening Hayuningtyas | Editor: Rezki Wening Hayuningtyas

MOMSMONEY.ID - Penting untuk diperhatikan. Inilah tanda-tanda angka kolesterol yang tinggi pada tubuh!

Kolesterol sendiri dibagi menjadi LDL sebagai kolesterol jahat dan HDL sebagai kolesterol baik. Ketika kadar LDL meningkat melebihi batas normal, penumpukan lemak berlangsung dalam pembuluh darah dan menghambat aliran darah.

Dalam jangka panjang, kondisi ini menyebabkan tekanan darah meningkat dan kinerja jantung menjadi lebih berat. Meski pemeriksaan laboratorium tetap menjadi cara paling akurat untuk mengetahui kadar kolesterol, tubuh sebenarnya bisa memberi sinyal tertentu yang patut Anda waspadai.

Kolesterol tinggi tidak selalu menunjukkan gejala jelas pada awalnya. Banyak orang baru menyadari kondisi ini ketika muncul keluhan tertentu atau setelah menjalani pemeriksaan kesehatan.

Padahal, kadar kolesterol yang terus meningkat berisiko memicu penyakit jantung koroner hingga stroke. Oleh sebab itu, mengenali tanda-tandanya sejak dini dapat membantu Anda melakukan pencegahan sebelum terjadi komplikasi serius.

Melansir dari The Health Site, berikut tanda-tanda angka kolesterol yang tinggi pada tubuh:

1. Mudah lelah

Kelelahan tanpa sebab yang jelas bisa menjadi tanda awal kolesterol tinggi. Ketika aliran darah tidak lancar, tubuh kekurangan pasokan oksigen sehingga energi ikut turun. Jika rasa lelah muncul terus-menerus, ada baiknya Anda melakukan cek kolesterol.

2. Dada terasa nyeri atau tidak nyaman

Nyeri dada dapat terjadi ketika pembuluh darah menuju jantung menyempit akibat penumpukan kolesterol. Keluhan ini biasanya terasa saat beraktivitas atau saat stres. Jika gejala sering muncul, Anda perlu segera memeriksakan diri.

3. Napas pendek atau terasa sesak

Sesak napas merupakan tanda bahwa kerja jantung mulai terganggu. Arteri yang tersumbat membuat jantung sulit memompa darah, sehingga pernapasan ikut terhambat. Jangan menunda untuk berkonsultasi jika tanda ini muncul.

4. Daya ingat menurun

Kolesterol tinggi bisa memengaruhi kinerja otak karena aliran darah ke otak berkurang. Anda mungkin menjadi lebih lupa atau sulit berkonsentrasi. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko gangguan memori, terutama pada orang lanjut usia.

5. Tekanan darah meningkat

Hipertensi sering berjalan berdampingan dengan kolesterol tinggi. Jika tekanan darah Anda terus berada di atas batas normal, besar kemungkinan kadar kolesterol juga meningkat. Pemeriksaan rutin sangat dianjurkan.

6. Kaki dan tangan bengkak

Pembengkakan tanpa penyebab jelas pada kaki maupun tangan bisa menjadi tanda adanya masalah pada pembuluh darah. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat berkembang menjadi penyakit arteri perifer yang memerlukan penanganan medis.

7. Kesemutan atau mati rasa

Penumpukan kolesterol bisa menyumbat aliran darah ke saraf, sehingga menimbulkan sensasi kesemutan atau mati rasa terutama pada tangan dan kaki. Hal ini terjadi karena suplai oksigen menuju jaringan berkurang.

8. Detak jantung tidak teratur

Kolesterol tinggi dapat memicu gangguan irama jantung. Aliran darah yang tidak optimal maupun peradangan pada arteri bisa menyebabkan jantung berdebar cepat atau ritmenya terasa tidak normal. Kondisi ini perlu diperhatikan karena dapat menjadi tanda awal penyakit jantung.

9. Sering sakit kepala

Pembuluh darah yang menyempit dapat menimbulkan peningkatan tekanan di kepala. Hal ini memicu sakit kepala yang datang berulang atau terasa lebih berat dari biasanya. Jika keluhan menetap, periksalah kondisi Anda.

10. Berat badan naik tanpa alasan jelas

Kenaikan berat badan yang terjadi tiba-tiba mungkin berhubungan dengan kadar kolesterol tinggi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hiperkolesterolemia dapat memengaruhi metabolisme tubuh dan memicu peningkatan berat badan.

Itulah tanda-tanda angka kolesterol yang tinggi pada tubuh. Jika beberapa tanda di atas Anda rasakan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis. Pemeriksaan kolesterol secara berkala serta perubahan gaya hidup dapat membantu menekan risiko komplikasi jangka panjang.