MOMSMONEY.ID - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan fenomena revenge travel atau wisata yang dilakukan secara masif oleh wisatawan akibat perjalanan mereka sebelumnya tertunda akibat pandemi Covid-19, akan menurun pada tahun ini.
Sandiaga menjelaskan, insight tentang perkembangan pariwisata ini didapatkan lewat ITB Berlin Convention 2024, yang menghadirkan 200 sesi dan lebih dari 400 pembicara.
"Jadi kalau kita sempat terkena pandemi dan akhirnya banyak yang balas dendam untuk traveling di tahun 2022 atau 2023, tahun ini akan menurun drastis," ujar Sandiaga dalam keterangan tertulis, Senin (18/3).
Diperkirakan, perkembangan dan pola dari industri pariwisata akan kembali normal seperti sebelum pandemi.
Kendati akan kembali normal, tetap ada sejumlah tantangan yang dihadapi pariwisata global. Tantangannya mulai dari isu terkait dengan geopolitik, perlambatan ekonomi atau inflasi, dan juga masalah mengenai staff shortage atau manajemen sumber daya manusia.
"Industri pariwisata diperkirakan baru akan sepenuhnya pulih pada tahun 2025," tambah Sandiaga.
Baca Juga: KAI Beri Diskon hingga 30% bagi Agen Travel yang Bundling Layanan dengan Kereta Api
Insight lain dari ITB Berlin Convention 2024 yakni penggunaan teknologi dalam industri pariwisata yang semakin meningkat.
Berdasarkan data, sebanyak 38% wisatawan global berencana melakukan perjalanan wisata yang konsepnya once in a lifetime atau sekali seumur hidup di tahun 2024. Kemudian 77% wisatawan global akan melakukan planning, booking, dan dreaming secara digital.
Tren teknologi di pariwisata juga semakin meningkat dimana 48% wisatawan mencari destinasi melalui perangkat mobile phone, 47% mencari penerbangan melalui aplikasi, 40% melakukan pemesanan melalui mobile phone, dan 22 persen wisatawan sudah menggunakan artificial intelligence atau chatbot dalam perencanaan wisata.
Bukan hanya itu, media sosial juga menjadi inspirasi utama wisatawan global untuk berwisata. Sebanyak 40% wisatawan global menjadikan YouTube sebagai sumber sumber inspirasi untuk berwisata, 35% terinspirasi dari mulut ke mulut, dan 33% terinspirasi dari Instagram atau sosial media.
"Digitalisasi ini sangat berdampak pada keputusan wisatawan untuk bepergian. Jadi ini luar biasa, sosial media juga bisa menjadi inspirasi utama. Maka destinasi juga sektor transportasi harus memperhatikan ini dengan baik," kata Sandiaga.
ITB Berlin Convention 2024 juga menampilkan insight bahwa wisata kuliner sangat berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini lantaran tercatat bahwa 46% wisatawan global menjadikan aktivitas teratas yang dilakukan di destinasi adalah mencicipi kuliner lokal.
Sementara 42% wisatawan memiliki preferensi untuk jalan-jalan dan melihat-lihat (sightseeing), serta 40% lebih memilih untuk menghabiskan waktu berwisata di daerah pantai.
Selain itu, tren kunci di 2024 secara umum adalah pasar Asia semakin berkembang, mereka akan datang dalam small group dan lebih memilih mengunjungi dan beraktivitas wisata luar ruang seperti ke pantai hingga mengunjungi situs budaya dan sejarah.
Sandiaga menyebut, data-data ini harus dimanfaatkan dan Indonesia harus memanfaatkan kesempatan sebaiknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News