MOMSMONEY.ID - JAKARTA - Peningkatan mutu pendidikan kembali menjadi sorotan setelah hasil evaluasi independen menunjukkan Program STIR berhasil mendorong kenaikan literasi siswa sebesar 16,4% di sekolah mitra.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara STiR Education dan Yayasan Bakti Barito sejak 2022, yang dijalankan oleh Yayasan Bakti Pendidikan Unggul dan berfokus pada motivasi guru serta pembelajaran siswa.
Evaluasi yang dilakukan Deloitte dan ditinjau oleh Nishith Prakash, Profesor Kebijakan Publik dan Ekonomi Universitas Northeastern mengungkapkan bahwa pendekatan sistemik yang menitikberatkan pada motivasi guru, praktik profesional, serta penguatan kolaborasi terbukti menciptakan perubahan signifikan.
“Kami menemukan peningkatan dalam literasi, dan fokus pada motivasi guru dan sistem pembelajaran tampaknya menciptakan perubahan yang berarti dalam praktik pembelajaran di kelas,” ujar Nishith dalam paparan di Wisma Barito II yang dihadiri KONTAN, Kamis (12/6).
Program ini juga menunjukkan dampak sosial yang kuat, dengan pengembalian investasi sosial (SRoI) sebesar Rp6,88 untuk setiap Rp1 yang diinvestasikan.
Baca Juga: Bank Mandiri Dorong Literasi Keuangan untuk 93.000 Pelajar di Indonesia
Biaya pelatihan yang kurang dari Rp16.300 per anak per tahun menjadikan Program STIR sebagai model yang layak direplikasi secara luas karena efisien dan berkelanjutan sebuah hal yang relevan dengan kebutuhan sistem pendidikan nasional yang menghadapi tantangan pembiayaan dan efektivitas.
Dalam praktiknya, sekolah-sekolah mitra menunjukkan perubahan positif tidak hanya dalam aspek akademik, tapi juga sosial. Sebanyak 42,3% siswa merasakan hubungan yang lebih kuat dengan teman sebaya, sementara 15,7% menunjukkan peningkatan dorongan untuk belajar secara proaktif.
Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menumbuhkan karakter dan kemandirian siswa dalam kerangka Merdeka Belajar.
Yoni Nurdiansyah, Direktur Eksekutif Program STIR di Indonesia, menegaskan pentingnya dukungan sistemik bagi para guru.
“Evaluasi ini meyakinkan kami bahwa ketika kami mendukung guru untuk menghidupkan kembali motivasi intrinsik mereka dan melibatkan dinas pendidikan, kami dapat mengatalisasi perubahan yang mendalam dan berkelanjutan dalam sistem pendidikan,” ujarnya.
Program STIR ini memberikan contoh nyata bagaimana intervensi pendidikan berbasis sistem yang hemat biaya dapat memberikan hasil konkret. Komitmen yang ditunjukkan termasuk pembentukan kelompok kerja lokal membuktikan bahwa solusi pendidikan tidak harus mahal, asal tepat sasaran dan melibatkan aktor di semua level.
Selanjutnya: Hanya 13% Perusahaan Siap Hadapi Serangan Siber AI, Ini Kata Fortinet
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News