MOMSMONEY.ID - Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan Indonesia ke luar negeri untuk kebutuhan pengobatan atau medical tourism turut mengkhawatirkan. Pasalnya, banyak orang Indonesia pergi ke Malaysia dan Singapura untuk tujuan pengobatan. Selain itu, kini juga banyak orang Indonesia yang pergi ke Korea untuk tujuan operasi bedah plastik.
Sayangnya medical tourism di Indonesia belum memiliki fondasi yang kuat. Sari Lenggogeni, Direktur Pusat Studi Pariwisata Universitas Andalas (Unand) menyebut potensi ini membuat kebocoran ekonomi pariwisata Indonesia. Harusnya pemerintah bisa mencegah pelancong Indonesia keluar untuk medical tourism dengan membangun infrastruktur di dalam negeri.
“Medical tourism ini memang tantangannya cukup besar, infrastruktur, rumahsakit, SDM dokter dan tenaga medis. Makanya kita harus fokus ke wellness tourism,” ujarnya kepada KONTAN, Kamis (18/7/2024)
Baca Juga: 7 Wisata Kuliner di Yogyakarta yang Khas dan Lezat, Sudah Coba Gudeg?
Ia meminta pemerintah menggunakan cara yang sama dengan medical tourism, dimana Malaysia dan Korea melakukan pemasaran jemput bola untuk menarik orang Indonesia datang kesana. Pemerintah juga bisa melakukan hal tersebut untuk menarik wisatawan asing untuk datang menikmati wellness tourism di Indonesia.
“Korea dia bikin paket operasi hidung dengan wisata 3-4 hari di Korea, mereka blending. Di Indonesia juga harus bisa, kita harus kerjasama antara asosiasi pariwisata, pemerintah dan pelaku usaha kecantikan dan kesehatan,” lanjutnya.
Baca Juga: 8 Wisata Kuliner di Mataram yang Khas dan Sayang Jika Dilewatkan
Saat ini, Indonesia memiliki kekuatan dalam wellness tourism seperti spa dan relaksasi, makanan sehat, aktivitas alam, meditasi, workshop di alam terbuka, dan aktivitas spritual sperti yoga dan wisata budaya. Ini bisa dilakukan di kota-kota yang memiliki infrastruktur yang baik seperti Bali, Bandung dan Jakarta.
Memang saat ini, pemerintah tengah membangun medical tourism di Bali dengan menggandeng dokter asing hanya saja, menurutnya masih akan kesulitan untuk bersaing dengan Malaysia dan Korea yang sudah lebih dulu. Makanya Ia mendesak adanya peta jalan industri pariwisata bila ingin mengembangkan wisata medis.
“Kalau mau serius ke medical torusm maka roadmapnya harus seirus, bikin untuk 5 tahun ke depan mau mencapai apa?, kebocoran pariwisata kan ketika traveler Indonesia mencari kebutuhan wisata medis, wellness dan aesthetic itu potensi kebocoroan. Karena kita tidak hanya hitung jumlah kunjungan wisman kesini tapi jumlah wisatawan kita yang keluar negeri,” ungkapnya.
Baca Juga: 7 Wisata Kuliner di Yogyakarta yang Khas dan Lezat, Sudah Coba Gudeg?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News