InvesYuk

Otot USD Kendur, Rupiah Spot Tetap Melemah Tipis di Rp 16.179 per dollar

Otot USD Kendur, Rupiah Spot Tetap Melemah Tipis di Rp 16.179 per dollar

MOMSMONEY.ID - Mata uang rupiah gagal mengambil peluang penguatan di saat otot dollar sedikit mengendur pada hari ini. Mengutip Bloomberg, Selasa 916/7), kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah 9,50 poin atau 0,06% dibandingkan kemarin menjadi Rp 16.179 per dollar AS.

Menurut Ibrahim Assuaibi, analis pasar uang dan Direktur Laba Forexindo Berjangka, indeks dollar di pasar global melemah pada hari ini. Di eksternal, meningkat spekulasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada September, menyusul pembacaan inflasi yang lemah dan sinyal yang agak dovish dari bank sentral. 

Ketua Fed Jerome Powell pada Senin, mengatakan bank sentral semakin yakin bahwa inflasi akan turun. Meskipun dia tidak secara langsung mengirim pesan mengenai penurunan suku bunga, pasar menganggap komentarnya berarti bahwa penurunan suku bunga sudah dekat. 

Para pedagang mengabaikan ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil September. Kini diperkirakan peluang hampir 90% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, menurut CME Fedwatch. 

Meski begitu, masih ada dukungan terhadap dollar, terutama karena spekulasi bahwa Donald Trump akan mendapatkan masa jabatan kedua sebagai Presiden AS. Hal ini terjadi ketika upaya pembunuhan yang gagal terhadap mantan presiden tersebut tampaknya telah meningkatkan popularitasnya secara signifikan, menempatkannya di depan Joe Biden.

Trump diperkirakan akan memberlakukan kebijakan perdagangan lebih proteksionis, yang berpotensi meningkatkan inflasi dan mendukung dollar.

Baca Juga: Harga Emas Pegadaian 16 Juli, Antam dan UBS Kompak Tak Bergerak

Di sisi lain, sepi katalis penyokong bagi rupiah. Bank Indonesia menyampaikan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2024 sejumlah US$ 407,3 miliar, naik 1,8% secara tahunan. BI menyebut angka ULN tersebut dalam kondisi masih terkendali.

Posisi ULN pemerintah tetap terjaga pada Mei 2024 sebesar US$ 191 miliar. Secara tahunan utang luar negeri pemerintah mengalami kontraksi pertumbuhan 0,8%. 

Demi menjaga struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN. Peran ULN akan dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

Ibrahim memperkirakan, pada perdagangan besok, Rabu (17/7), kurs rupiah fluktuatif namun berpeluang ditutup menguat di rentang  Rp 16.130 sampai Rp 16.220 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News