MOMSMONEY.ID - Tak semua ikan bisa dimakan ya moms. Seperti yang terjadi di Desa Hoder, Kecamatan Waigete, dimana ada 13 orang yang keracunan saat makan ikan buntal pada Minggu (27/6/2021) siang.
Keracunan makanan itu bahan membuat mereka harus dilarikan ke rumah sakit. Empat di antaranya meninggal saat tiba di rumah sakit. Nah, sebenarnya apa sih ikan buntal tersebut dan kenapa berbahaya saat di makan?
Merujuk informasi dari Alodokter, ikan buntal terkenal sebagai ikan yang beracun. Bahkan, jenis ikan yang juga disebut ikan fugu ini tergolong ke dalam salah satu jenis racun alami yang paling mematikan di dunia.
Namun, masih banyak fakta seputar ikan buntal lain yang perlu Anda ketahui. Ikan buntal (pufferfish) juga sering kali digunakan sebagai bahan makanan dalam masakan Jepang, seperti sushi atau sashimi. Namun, karena kandungan racun tetrodotoksin di dalamnya, tidak semua orang bisa mengolah ikan unik ini menjadi hidangan yang lezat.
Berikut fakta-fakta ikan buntal lainnya:
- Sangat beracun
Racun tetrodotoksin yang terdapat di dalam ikan buntal merupakan racun yang dapat menyerang sistem saraf dan sangat mematikan. Racun ini bahkan lebih mematikan dibandingkan sianida. Mengonsumsi sekitar 1–2 miligram racun tetrodotoksin murni saja sudah dapat membuat nyawa melayang.
Di Jepang sendiri, diperkirakan setidaknya ada sekitar 5–10 kasus keracunan ikan buntal setiap tahunnya. Meski terkesan sedikit, sebagian orang yang mengalami keracunan setelah mengonsumsi ikan buntal tersebut tidak dapat diselamatkan.
- Bersihkan secara hati-hati sebelum dikonsumsi
Racun tetrodotoksin tersimpan di dalam hati, kelenjar kelamin, kulit, dan usus ikan buntal. Agar ikan buntal aman dikonsumsi, berbagai organ tersebut harus dibuang secara hati-hati dengan teknik khusus agar daging ikan tidak terkontaminasi racun tersebut.
Oleh karena itu, ikan buntal umumnya tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi di rumah dan hanya boleh disajikan di restoran yang secara khusus menyajikan menu ikan buntal.
- Tidak hilang walau dimasak
Racun tetrodotoksin tidak akan hilang walau ikan buntal dimasak atau dibekukan. Jika tidak diolah dengan benar, racun dari organ tubuh ikan buntal bisa menyebar dan terserap ke dalam dagingnya.
Inilah sebabnya diperlukan koki atau ahli masak terlatih untuk membersihkan dan mengolah ikan buntal menjadi hidangan yang aman dikonsumsi.
Berikut gejala keracunan ikan buntal:
Ketika seseorang mengalami keracunan ikan buntal, ada 4 tahapan gejala yang bisa dialami, yaitu:
Tahap 1
Gejala keracunan ikan buntal tahap 1 adalah area di sekitar mulut terasa kebas atau mati rasa. Gejala ini dapat disertai dengan gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, sakit perut, dan diare. Gejala ini biasanya muncul 10–45 menit setelah mengonsumsi ikan buntal.
Tahap 2
Gejala keracunan selanjutnya adalah mati rasa di bagian wajah, tidak jelas saat berbicara atau cadel, kehilangan keseimbangan, dan tubuh terasa lemah atau tidak bisa bergerak.
Tahap 3
Pada tahap keracunan ini, tubuh akan menjadi lumpuh atau tidak bisa digerakkan sama sekali, tidak bisa bicara, gagal napas, dan pupil mata membesar.
Tahap 4
Tahap terakhir dari gejala keracunan ikan buntal adalah gagal napas parah, kadar oksigen di dalam tubuh berkurang (hipoksia), jantung berdetak lebih lambat dari biasanya (bradikardia), penurunan tekanan darah (hipotensi), gangguan irama jantung, dan penurunan kesadaran.
Gejala keracunan ikan buntal bisa muncul dalam hitungan 20 menit hingga 3 jam setelah racun ikan buntal masuk ke dalam tubuh. Dalam beberapa kasus, gejala keracunan bahkan baru muncul setelah 20 jam mengonsumsi ikan buntal.
Jika tidak mendapatkan penanganan secepatnya, orang yang mengalami keracunan makanan akibat tetrodotoksin dari ikan buntal bisa mengalami kematian dalam jangka waktu sekitar 4–6 jam setelah mengonsumsi ikan buntal.
Mengatasi Keracunan Ikan Buntal
Hingga saat ini, belum ditemukan obat untuk mengatasi keracunan tetrodotoksin akibat konsumsi ikan buntal. Namun, orang yang mengalami keracunan ikan buntal harus segera mendapatkan pertolongan medis di rumah sakit.
Di rumah sakit, dokter akan memberikan penanganan sebagai berikut kepada pasien yang mengalami keracunan ikan buntal:
Memberikan oksigen melalui alat bantu napas, misalnya ventilator, jika pasien tidak dapat bernapas spontan. Kemudian melakukan prosedur pengosongan lambung untuk mengeluarkan racun ikan buntal dari dalam tubuh. Selanjutnya memberikan tablet atau cairan arang aktif untuk membersihkan lambung. Melakukan cuci darah, terutama jika pasien memiliki penyakit ginjal.
Jika Anda atau kerabat Anda mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi ikan buntal, segera pergi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat dari dokter. Semakin cepat penanganan dilakukan, semakin besar pula peluangnya untuk sembuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News