MOMSMONEY.ID - Meski kripto menjadi pilihan mencari cuan yang hitz, nyatanya instrumen ini tidak cocok untuk investasi. Risikonya dianggap terlalu tinggi.
Freddy Pielor, perencana keuangan, menyampaikan, kripto bukanlah instrumen investasi. Apalagi, jadi diversifikasi portofolio.
Menurutnya, dalam berinvestasi, orang harus paham dulu produknya. Kripto, misalnya, pahami dahulu apa itu kripto, siapa yang jual, dan apakah ada underlying asset-nya.
Sebab, meski sama-sama dinaungi bursa, kripto dan saham nyatanya berbeda. "Kalau saham, kan, ada perusahaannya, ya. Kalau kripto, apa perusahaanya, apa produknya, harus paham itu," kata Freddy.
Ambil contoh, Astra International memperjualbelikan sahamnya. Ini, kan, hal wajar karena memang ada produk dan manajemennya serta ada pabriknya. Alhasil, ada jaminannya.
Sementara kripto, Freddy masih mempertanyakan apa yang jadi jaminan dari aset ini.
Baca Juga: Indonesia Blockchain Week 2024 Kembali Digelar Tahun Ini
Memang, sekarang, kripto diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
Tapi, Freddy bilang, produk-produk dari Bappebti, seperti barang komoditas saja, peminatnya masih kurang besar. Padahal, produknya benar-benar ada. Misalnya, jagung dan emas.
Freddy menegaskan, aset kripto tak bisa menjadi barang investasi. "Sebagai perencana keuangan, menurut saya, ini bukan investasi. Ini sangat spekulatif. Dibanding saham gorengan, risiko kripto jauh lebih berbahaya," tegasnya.
Lagipula, keuntungan yang kripto hasilkan bisa dikatakan sesuatu yang wow atau sangat tinggi. Freddy menyebutkan, sudah pasti sesuatu yang sangat menggiurkan perlu hati-hati dengan risiko di baliknya.
Saran dari Freddy, jika memang uangnya pas-pasan, ada baiknya Anda menghindari kripto. Sementara yang sudah terlanjur masuk, kalau memang uangnya banyak, ya, tidak apa-apa, tinggal tunggu saja harganya naik.
Meski begitu, dia tetap meyakini, mempertahankan aset kripto menjadi sesuatu yang sangat spekulatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News