MOMSMONEY.ID - Bisa berisiko untuk kesehatan, ketahui apa saja risiko hamil di bawah umur berikut ini.
Kehamilan remaja di bawah umur tentu bukanlah hal yang tanpa risiko. Ada beragam kerugian yang mungkin didapat dari kehamilan di bawah umur.
Seperti salah satunya adalah mengancam kesehatan ibu dan anak baik saat mengandung maupun saat melahirkan.
Nah, sebenarnya bukan hanya itu saja, loh. Ada beragam risiko lain yang mungkin muncul dari kehamilan remaja di bawah umur. Ini beberapa di antaranya.
Baca Juga: Warisan Genetik Ayah dan Ibu pada Anak Ternyata Berbeda, lo
Masalah ekonomi
Masalah yang satu ini kerap dilupakan saat berbicara tentang kehamilan remaja di bawah umur. Padahal risiko ini berperan besar mengancam kehidupan remaja yang hamil di bawah umur dan melahirkan.
Selain mengancam perempuan, risiko ekonomi pun juga bisa mengancam pasangannya. Sebab, anak-anak di bawah umur belum mampu mendapatkan pekerjaan yang bisa membantu mencukupi kehidupan dalam rumah tangga.
Apalagi, ditambah kebutuhan anak, sekolah, dan juga makan yang tidak murah sama sekali.
Kesehatan ibu remaja
Risiko selanjutnya tentu saja menyangkut kesehatan ibu remaja yang mengandung.
Mengutip laman WHO, ibu remaja (berusia 10–19 tahun) menghadapi risiko lebih tinggi terkena eklamsia, endometritis nifas, dan infeksi sistemik. Risiko tersebut dibandingkan dengan kondisi wanita berusia 20–24 tahun.
Remaja pun masih kurang mendapatkan layanan kesehatan sebelum melahirkan. Sehingga remaja yang hamil dan bayinya berisiko lebih tinggi terkena masalah kesehatan dibandingkan wanita hamil yang lebih tua.
Remaja di bawah usia 15 tahun sangat rentan terhadap anemia, atau rendahnya zat besi dalam darah, dan tekanan darah tinggi yang berhubungan dengan kehamilan.
Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Kenapa Perempuan Suka Pria Wangi
Kesehatan bayi
Selain mengancam keselamatan sang ibu, kehamilan remaja di bawah umur pun bisa menjadi ancaman bagi bayi yang dikandung. Bayi dari ibu remaja menghadapi risiko lebih tinggi mengalami berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, dan kondisi neonatal parah.
Melansir laman Revere Health, kurangnya perhatian para remaja hamil pada bayi dalam kandungan juga bisa memperparah kondisi kesehatan janin dan menyebabkan risiko kelahiran prematur.
Kelahiran prematur
Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum 37 minggu masa kehamilan selesai. Para remaja yang hamil di bawah umur memiliki risiko melahirkan prematur karena masih kurangnya perhatian pada kesehatan bayi du masa kehamilan.
Sementara itu, bayi prematur bisa kehilangan pertumbuhan dan perkembangan penting yang sering kali terjadi pada minggu-minggu terakhir kehamilan.
Hal tersebut juga diikuti dengan beragam masalah kesehatan karena organ mereka tidak memiliki cukup waktu untuk berkembang.
Seperti cerebral palsy (kelumpuhan otak), masalah pernapasan dan asma, kesulitan makan, keterlambatan perkembangan, keterbelakangan mental, hingga masalah pada penglihatan dan pendengaran.
Demikianlah tadi beberapa risiko kehamilan remaja di bawah umur yang ternyata bisa mengancam keselamatan ibu, anak, hingga masalah ekonomi keluarga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News