InvesYuk

IHSG Belum Bertenaga, Ini Ulasan Kinerja IHSG di Sepanjang Tahun Ini

IHSG Belum Bertenaga, Ini Ulasan Kinerja IHSG di Sepanjang Tahun Ini

MOMSMONEY.ID - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum melaju kencang sepanjang 2024. Padahal, dalam waktu dekat, tahun 2024 akan segera berganti.

Mengutip Bloomberg, Senin (16/12), kinerja IHSG masih turun 0,15% di kisaran 7.261. 

Schroders Indonesia dalam Outlook 2025, mengulas kembali peristiwa yang mempengaruhi pergerakan IHSG sepanjang tahun ini yang penuh gejolak. Mengingat tahun 2024 merupakan tahun politik tidak hanya di Indonesia, tetapi juga secara global, tidak mengherankan jika pasar mengalami banyak gejolak sepanjang tahun. 

Hal ini terjadi meskipun IHSG mencapai level tertinggi sepanjang masa pada September 2024. Namun demikian, investor asing tetap membukukan aliran masuk bersih sebesar Rp 24 triliun secara year to date per 30 November. 

Pasar memulai tahun ini dengan investor lokal yang lebih berhati-hati, karena adanya pemilihan umum pada 14 Februari 2024. 

Sementara investor asing lebih optimis dan membeli saham Indonesia selama 1Q24 karena mereka memperkirakan kemenangan Prabowo-Gibran pada pemilihan umum yang kebijakannya dianggap pro-pertumbuhan sambil meyakinkan investor akan konsistensi kebijakan dengan pemerintahan Jokowi sebelumnya.

Baca Juga: IHSG Melemah 0,90% ke 7.258 pada Senin (16/12), GOTO, TLKM, MAPI Jadi Top Losers LQ45

Investor asing berbondong-bondong masuk ke saham-saham unggulan dan konsumen sebelum aksi jual besar-besaran terjadi pada kuartal II 2024, yang didorong oleh meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah serta peningkatan perkiraan suku bunga yang lebih tinggi dari the Fed. 

Namun demikian, 3Q24 tampaknya mengulangi pola kuartal I 2024, di mana asing sekali lagi melampaui lokal dalam membeli saham Indonesia karena sektor teknologi AS mengalami aksi jual. Itu terjadi karena lemahnya laba bersih dari magnificent seven (7 perusahaan teknologi terkemuka), sementara Asia Utara termasuk China juga mengalami rotasi aliran ke India, Indonesia dan Malaysia. 

IHSG mencapai mencapai rekor tertinggi baru di 7.900 pada September, sebelum turun kembali karena pengumuman stimulus China dan kemenangan Trump pada pemilu AS tahun 2024 saat kita memasuki kuartal II 2024. Rotasi kembali ke AS terlihat dari hampir semua pasar global yang juga mendorong penguatan indeks dollar atau DXY.

Pemerintah baru Indonesia juga telah dilantik dengan kabinet baru yang mulai bertugas. Oleh karena itu, investor mengamati dengan cermat kebijakan dan eksekusinya dari pemerintah baru. Laba bersih perusahaan secara YTD sebagian besar sesuai dengan ekspektasi konsensus, sementara pertumbuhan ekonomi dipertahankan di sekitar 5,0% YoY dengan sedikit penurunan menjadi 4,95% YoY pada kuartal ketiga 2024 karena konsumsi swasta yang lebih lambat. 

Schroders meyakini investor sekarang menunggu kejelasan lebih lanjut dari pemerintah Indonesia tentang kebijakan domestik dan juga dari Trump mengenai kebijakan AS ketika presiden terpilih mulai menjabat pada Januari 2025.

Selanjutnya: Pejabat China Tiba di Taipei untuk Kunjungan yang Langka

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News