InvesYuk

Harga Emas Memantul Naik Setelah Merosot 1,6% Kemarin, Otot Dollar AS Mengendur

Harga Emas Memantul Naik Setelah Merosot 1,6% Kemarin, Otot Dollar AS Mengendur

MOMSMONEY.ID - Harga emas hari ini di pasar global memantul naik setelah turun tajam pada sesi kemarin. Para pedagang mengurangi taruhan untuk penurunan suku bunga bulan September, setelah Ketua Federal Reserves Jerome Powell mengatakan pengaturan kebijakan bank sentral tetap pada posisi yang baik.

Mengutip Bloomberg, pada Kamis (31/7) pukul 12.32 WIB, harga emas spot dibanderol US$ 3.295,63 per troi ons. Harga logam mulia naik 0,6%, setelah tumbang 1,6% pada sesi sebelumnya. Itu penurunan harian paling tajam dalam sebulan.

Dollar AS memangkas sebagian kenaikan yang diperolehnya pada Rabu, setelah keputusan The Fed mempertahankan suku bunga tetap stabil. Powell menyebutkan ketahanan pasar tenaga kerja di AS, inflasi di atas target dan ketidakpastian yang masih ada seputar agenda tarif Presiden AS Donald Trump. Dollar AS yang lebih lebih kuat menyebabkan emas lebih mahal bagi sebagian besar pembeli.

"Masih banyak ketidakpastian yang harus diselesaikan. Rasanya kita belum terlalu dekat dengan akhir dari proses itu," kata Powell dalam pernyataan konferensi pers pasca pertemuan, melansir Bloomberg, hari ini.  

Baca Juga: Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Lanjut Naik Tipis

Para pedagang telah mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga bulan September menjadi kurang dari 50%, sementara peluang penurunan pada bulan Oktober turun menjadi sekitar 85% dari perkiraan penuh sebelum pernyataan Powell. Suku bunga yang lebih tinggi juga biasanya membebani emas yg tidak menghasilkan bunga.

Agenda tarif Trump dan kekhawatiran mengenai perang dagang global telah menajdi katalis utama lonjakan harga emas sekitar 25% pada tahun ini. Konflik geopolitik juga turut memicu permintaan terhadap aset safe haven.

Presiden Trump pada Rabu mengatakan bahwa ia telah mencapai kesepakatan perjanjian dengan Korea Selatan yang akan menerapkan tarif 15% untuk ekspor ke AS. Sebelumnya, ia mengancam akan memukul India dengan bea masuk minimal 25%, ketika batas waktu negosiasi tarif berakhir.

Bersamaan dengan pembicaraan perdagangan, investor juga mengalihkan fokus ke data ketenagakerjaan AS bulan Juli yang dirilis Jumat. Diperkirakan data akan menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja melambat dan pengangguran meningkat.

Selanjutnya: Arahan Presiden, Mentan Pastikan Produsen Jual Beras Tidak Sesaui Standar Ditindak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News