Harga Emas Fluktuatif Menjelang Keputusan Suku Bunga The Fed

MOMSMONEY.ID - Harga emas hari ini di pasar global fluktuatif. Investor bersiap menghadapi keputusan kebijakan suku bunga Federal Reserves, serangkaian data ekonomi penting dan hasil negosiasi perdagangan AS.

Mengutip Bloomberg, Selasa (29/7) pukul 15.17 WIB, harga emas spot diperdagangkan naik 0,30% menjadi US$ 3.324,80 per troi ons.

Harga emas sore ini fluktuatif, usai kemarin ditutup turun 0,70%, sebab dollar AS melonjak di tengah kekhawatiran baru bahwa bea masuk 15% bagi ekspor Eropa dapat memengaruhi pertumbuhan global. USD lebih kuat menyebabkan emas lebih mahal bagi sebagian besar pembeli.

Dengan semakin dekatnya batas waktu penerapan tarif oleh AS pada 1 Agustus, beberapa mitra dagang lainnya termasuk Korea Selatan dan Brazil, masih berlomba untuk mengamankan kesepakatan.

Sementara, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick pada Senin, mengatakan perpanjangan gencatan senjata perdagangan selama 90 hari antara AS dan China kemungkinan berhasil.

Para investor juga melihkan perhatian pada indikator utama yang akan dirilis minggu ini, mulai dari lapangan kerja, inflasi, aktivitas ekonomi serta keputusan suku bunga The Fed pada Rabu. Para pejabat bank sentral diperkirakan mempertahankan suku bunga, meksipun beberapa anggota komite mungkin menyatakan ketidaksetujuan terhadap penundaan tersebut.

Suku bunga yang lebih rendah cenderung menguntungkan emas, karena tidak memberikan bunga.

Dilin Wu, Ahli strategi riset di Pepperstone Group Ltd., mengatakan, tiga peristiwa besar, perundingan tarif, keputusan suku bunga, dan laporan non-farm payroll, akan segera terjadi, yang kemungkinan akan memperkuat volatilitas harga emas.

"Emas saat ini berada di persimpangan antara kekuatan teknis dan fundamental," katanya, melansir Bloomberg, hari ini.

Tahun ini, harga emas naik lebih dari 25% di tengah ketidakpastian upaya agresif Trump untuk merombak perdagangan global, serta konflik di Ukraina dan Timur Tengah, yang mendorong investor memburu aset safe haven.

Namun, logam mulia diperdagangkan di kisaran sempit selama beberapa bulan terakhir, setelah mencetak rekor tertinggi di atas US$ 3.500 per troi ons pada April lalu.