MOMSMONEY.ID - Harga Bitcoin melonjak lebih dari dua kali lipat tahun ini, dan masih bisa melesat lebih dari dua kali lipat lagi menjadi US$ 100.000 di akhir tahun depan, Standard Chartered atau Stanchart mengatakan pada Selasa (28/11) lalu.
Stanchart menyebutkan, musim semi kripto telah tiba dan mengulangi perkiraan yang pertama kali mereka buat pada April lalu, ketika para analis mengatakan, mata uang kripto terkemuka ini akan mencapai level enam digit pada akhir 2024.
Harga Bitcoin melonjak 160% pada 2023. Mengacu data CoinMarketCap pada Rabu (6/12) pukul 08.35 WIB, harga Bitcoin menembus levek US$ 44.000 atau naik sekitar 5,5% dalam 24 jam terakhir saja dan 15,9% selama sepekan.
Pendorongnya, penggerak yang berkelanjutan termasuk dominasi Bitcoin yang berkelanjutan di ruang kripto dan peningkatan penimbunan token oleh para penambang, Head of FX Research Standard Chartered Geoff Kendrick menyebutkan.
Faktanya, pangsa Bitcoin dalam kapitalisasi pasar aset digital telah melonjak menjadi sekitar 50% dari 45% pada April, menambah lebih dari US$ 10.000 pada harganya, Kendrick membeberkan.
Baca Juga: Bakal Ada Depresi Hebat, Robert Kiyosaki Serukan Beli 3 Aset Investasi Ini
Lonjakan harga Bitcoin ini telah memicu minat yang lebih luas terhadap ruang kripto lebih cepat dari proyeksi.
"Maka, ke depan, kami memperkirakan peningkatan kapitalisasi pasar aset digital secara keseluruhan akan menjadi pendorong kenaikan harga Bitcoin yang lebih besar dibandingk dominasi Bitcoin yang terus meningkat," tulis Kendrick dalam laporannya, dikutip Business Insider.
Sementara penjualan Bitcoin dari hasil penambangan turun menjadi sekitar 80% pada kuartal keempat tahun ini. Sebab, penambang cenderung menyimpan token dalam jumlah yang lebih besar seiring dengan kenaikan harga.
Pasokan baru juga akan berkurang karena halving Bitcoin pada April mendatang, sebuah peristiwa berulang yang mengurangi jumlah token yang diberikan untuk penambangan. Biasanya, harga mencapai puncaknya 12-18 bulan setelah kejadiannya, Kendrick memperkirakan.
Baca Juga: Harga Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi, Robert Kiyosaki Prediksi bakal Sentuh Level Ini
Tapi, kejutan positif juga muncul dari sisi permintaan, mengingat meningkatnya kemungkinan ETF spot Bitcoin disetujui untuk regulator Amerika Serikat (AS), dia menambahkan.
"Kami sekarang memperkirakan lebih banyak kenaikan harga yang akan terjadi sebelum halving dibanding sebelumnya, khususnya melalui pengenalan ETF spot AS yang lebih awal dari perkiraan," sebut Kendrick.
"Hal ini menunjukkan, level US$ 100.000 dapat dicapai sebelum akhir tahun 2024," ungkap Kendrick.
Itu terjadi karena upaya Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk memblokir ETF spot telah mengalami sejumlah kerugian di pengadilan. ETF akan membawa modal segar ke dalam Bitcoin. Soalnya, SEC akan mengizinkan akun pialang tradisional mengakses mata uang kripto.
Turunnya imbal hasil obligasi AS Treasury bisa semakin mendorong harga Bitcoin, mengingat kripto cenderung menjadi perdagangan jangka panjang, Kendrick menambahkan. Imbal hasil Treasury 30 tahun turun menjadi 4,60% dari level tertinggi bulan lalu di 5,17%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News