MOMSMONEY.ID - Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mulai mengoperasikan truk listrik bebas emisi sebagai armada sampah. Menggunakan sistem plug-in, truk listrik ini dapat memadatkan sampah secara otomatis dengan minim polusi suara.
Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Bakal Pungut Restribusi Kantin Sekolah
Berkat langkah ini, DKI Jakarta menjadi salah satu daerah pelopor di Indonesia yang menggunakan truk sampah listrik dalam mengelola sampah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto menjelaskan, tahun ini pihaknya sudah mengadakan lima unit truk pengangkut sampah jenis compactor listrik ramah lingkungan, termasuk charger-nya. Langkah ini merupakan bagian dari upaya DKI Jakarta dalam mengurangi polusi udara dan emisi karbon dari transportasi.
“Ini merupakan semangat mengurangi polusi udara dan emisi karbon. Kita mulai menggagasnya melalui operasional compactor listrik ke depannya. Tahun ini kami mengadakan lima unit, dengan kapasitas enam sampai tujuh meter kubik,” tuturnya, Jumat (11/4).
Adapun setiap unit compactor listrik ini berkapasitas 6 m³ dengan sistem full elektrik. Dimensi alat mencakup panjang 3.300 mm, lebar 1.700 mm, tinggi 1.950 mm, dan berat kosong ±1.700 kg. Daya listrik yang dibutuhkan sebesar 1,5 kW, 3 phase. Dilengkapi panel kendali digital, safety switch, serta hydraulic control unit yang menjamin pengoperasian alat berjalan efisien dan aman.
Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta bakal Pungut Retribusi Sampah ke Tiap Rumah Mulai 1 Januari 2025
Asep juga menyebut, pihaknya mengoperasikan truk compactor listrik ini sebagai upaya peremajaan armada truk pengangkut sampah. Selain ramah lingkungan, mengganti sebagian armada lama berbahan bakar fosil ke kendaraan berbasis listrik juga lebih modern.
“Seluruh sampah yang diangkut ke RDF Plant Rorotan menggunakan truk compactor, termasuk lima unit truk compactor listrik ini. Ke depannya, kita akan terus tambah lagi,” ujarnya.
Melanjuti pengoperasian truk listrik, DLH DKI juga akan menyiapkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di beberapa lokasi strategis seperti pool truk DLH, RDF Plant Rorotan, dan TPST Bantar Gebang. Teknologi pengisian daya menggunakan sistem super fast charging, memungkinkan baterai kendaraan terisi penuh dalam waktu 20–30 menit.
Menurut Asep, upaya ini menjadi bagian dari visi Pemprov DKI Jakarta dalam membangun sistem pengelolaan sampah yang rendah karbon dan berkelanjutan. Ia yakin, di masa depan seluruh armada truk sampah di Jakarta dapat berupa compactor listrik, seiring dengan perkembangan teknologi.
“Jakarta ingin menunjukkan, transisi menuju kendaraan ramah lingkungan bukan hal yang mustahil. Semua bisa dimulai dari sekarang, dan bukan tidak mungkin ke depan seluruh truk sampah kami adalah truk listrik,” tutup Asep.
Baca Juga: Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Pantau Kepatuhan Kewajiban Uji Emisi
Selanjutnya: iPhone 16 Diserbu Pembeli, Harga Termurah Rp 12,5 Juta, Termahal Pro Max Rp 32,9 Juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News