MOMSMONEY.ID - Di banyak daerah Indonesia, akses pendidikan masih menjadi tantangan besar. Namun, dari anak muda yang membangun sekolah di Kupang, Nusa Tenggara Timur, membuktikan bahwa generasi muda juga bisa menjadi motor penggerak perubahan.
Salah satunya adalah Agatha Chelsea, penyanyi jebolan ajang Idola Cilik, yang bersama pengusaha muda Timothy Ronald mewujudkan berdirinya Taman Kanak-kanak gratis di Kupang.
TK ini adalah sekolah kelima yang mereka bangun untuk memberi kesempatan belajar bagi anak-anak di daerah terpencil.
Baca Juga: Summarecon Lakukan Topping Off Sekolah Terpadu Sedaya Bintang di Summarecon Bandung
Dari pengalaman membangun sekolah ini, ada sejumlah pelajaran yang bisa diambil untuk siapa pun yang ingin berkontribusi pada pendidikan:
1. Mulai dari satu langkah kecil
Kami hanya mulai dengan satu sekolah kecil,” kata Timothy. Langkah awal, meskipun sederhana, bisa membuka peluang untuk perubahan besar.
2. Percaya setiap anak punya hak yang sama
Tujuan pembangkangan sekolah ini ini menegaskan, tak peduli lahir di kota besar atau desa terpencil, setiap anak berhak memulai hidup dengan pendidikan yang layak.
3. Tumbuhkan harapan sejak dini
“Kalau kita bisa menyalakan satu lilin kecil di hati mereka, siapa tahu cahaya itu akan menerangi masa depan mereka,” ujar Chelsea dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat (15/8). Pendidikan bukan hanya pelajaran, tapi juga menyalakan mimpi.
Baca Juga: Summarecon (SMRA) Perluas Ekspansi,Resmikan Sekolah Terpadu Sedaya Bintang di Bandung
4. Ciptakan lingkungan belajar yang nyaman
TK di Kupang dibuat dengan ruang kelas penuh warna, taman bermain sederhana, dan guru-guru lokal yang mengajar dengan hati, sehingga anak-anak betah belajar.
5. Punya visi jangka panjang
Timothy dan Chelsea punya mimpi membangun 1.000 sekolah di seluruh Indonesia. Mereka percaya, jika satu sekolah bisa mengubah hidup puluhan anak, maka seribu sekolah dapat mengubah masa depan bangsa.
Keduanya berharap, semakin banyak orang untuk ikut melakukan sesuatu, sekecil apa pun, demi pendidikan anak-anak Indonesia. Karena setiap anak berhak punya mimpi, dan mimpi itu berhak memiliki rumah untuk tumbuh.
Selanjutnya: Saham BRIS Stagnan Rp 2.770 Jumat (15/8), Transaksi Capai Rp 41,9 Miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News