MOMSMONEY.ID - Nilai tukar rupiah menguat tajam terhadap dollar AS pada hari ini. Penguatan rupiah berlanjut di tengah pelemahan indeks dollar AS.
Mengutip Bloomberg, Rabu (17/7), kurs rupiah spot menguat 79,50 poin atau 0,49% dibandingkan kemarin menjadi Rp 16.100 per dollar AS.
Menurut Ibrahim Assuaibi, analis pasar forex dan Direktur Laba Forexindo Berjangka, indeks dollar melemah pada hari iini. Di eksternal, optimisme terhadap penurunan suku bunga karena inflasi yang lemah dan komentar-komentar yang cenderung dovish dari Federal Reserve, meningkatkan spekulasi bahwa bank sentral akan mulai menurunkan suku bunga mulai September.
Para pedagang memperkirakan kemungkinan sebesar 91,7% bahwa Fed akan menurunkan suku bunga 25 basis poin pada September, menurut CME Fedwatch. Data penjualan ritel yang lebih kuat dari perkiraan tidak banyak menghalangi spekulasi penurunan suku bunga.
Pekan ini, Ketua Fed Jerome Powell juga menyatakan bahwa The Fed semakin yakin bahwa inflasi akan terus menurun. Sebelumnya, dia memberi isyarat bahwa bank sentral tidak perlu melihat inflasi mencapai target 2% untuk mulai menurunkan suku bunga.
Di samping itu, Fokus pasar juga tertuju pada pemilihan presiden AS, setelah upaya pembunuhan terhadap Donald Trump pada akhir pekan lalu. Kekhawatiran jika Trump terpilih kembali menjadi Presiden, juga telah mengguncang pasar China, mengingat mantan presiden tersebut mempertahankan retorika yang kuat terhadap negara tersebut. Pemerintahannya memicu perang dagang AS-China pada akhir tahun 2010-an.
Baca Juga: Dollar Terpukul, Rupiah Spot Ditutup Menguat di Rp 16.136 per dollar
Sedangkan, di internal, Bank Indonesia (BI) mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau BI rate pada level 6,25%. Suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 7,00%.
Nilai tukar rupiah, yang sering kali menjadi patokan BI dalam menentukan BI rate, terpantau terkendali sejak akhir Juni hingga 15 Juli 2024. BI rate terakhir kali dinaikkan pada April 2024 dan dipertahankan di level 6,25% sejak pertemuan Mei dan Juni.
Selain itu, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan melaju di kisaran 4,7%-5,5% hingga akhir 2024. Proyeksi untuk batas atas pertumbuhan ekonomi itu jauh di atas perkiraan pemerintah dalam asumsi makro APBN 2024 sebesar 5,2%.
Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi, sebagaimana pada saat ekonomi tumbuh 5,1% pada kuartal pertama 2024.
Kondisi yang sama diperkirakan akan terjadi juga untuk kuartal kedua 2024. Di tambah dengan meningkatnya kinerja ekspor barang yang ditopang oleh industri manufaktur, terutama di sektor pertambangan yang masih menggeliat.
Ibrahim memperkirakan, pada perdagangan besok, Kamis (18/7), kurs rupiah spot akan fluktuatif, namun berpeluang ditutup menguat di rentang Rp 16.040-Rp 16.120 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News