MOMSMONEY.ID - Banyak cara penawaran transaksi jual beli yang bisa dilakukan untuk melariskan dagangan, termasuk arisan.
Ya, arisan. Konsep ini dipilih karena sistemnya dianggap sudah familiar di kalangan ibu-ibu rumah tangga. Bagi pelaku usaha mikro kecil, sistem arisan dirasa lebih cocok ketimbang sistem cicilan.
Cempaka Ayu Soraya, pemilik usaha LMK Bedding memilih sistem arisan karena usahanya belum tergolong besar. Dia tidak tertarik membuka penawaran dengan sistem cicilan kartu kredit.
Baca Juga: 6 Pertimbangan Memilih Popok Bayi, Kudu Cermat Saat Belanja
“Sekarang memang bisa buka penawaran di marketplace, untuk pembayaran cicilan. Tapi saya belum tertarik,” kata Ayu.
Kalau tawarkan cicilan langsung ke pembeli, sistem ini bakal ribet karena risiko kredit macet tinggi.
“Dengan sistem arisan, kalau ada yang belum iuran, nanti bisa ditagih bareng-bareng sama anggota arisan,” jelas Ayu. Untuk arisan bed cover biasanya per kelompok 3 orang. Artinya tempo arisannya hanya 3 bulan.
Sejak dua tahun lalu, Ayu mulai menawarkan pembelian sprei dan bed cover produksinya dengan cara arisan. Tawaran ini dibuka Ayu karena harga paket sprei dan bed cover yang dia jual terhitung tidak murah. Harganya mulai Rp 700.000.
Dengan sistem arisan ini, konsumen bisa mewujudkan memiliki sprei baru dengan bahan berkualitas dan mewah.
Baca Juga: Promo Superindo Super Hemat 20 Juni 2021, diskon Hari Minggu!
“Bahkan kalau tempo arisan selesai, mereka akan ajak teman ikutan lagi,” jelas Ayu yang punya slogan usaha Sprei Mewah Anti Begah.
Sebelum pandemi setidaknya dia mengelola 15 group arisan yang beranggotakan 3 orang sampai 5 orang per grup.
Tahun lalu dia tidak buka penawaran arisan karena pandemi. Tahun ini Ayu mulai buka arisan lagi dan sudah ada 8 group yang berjalan. “Lumayan membantu, kemarin pandemi kan pemintaan sprei turun,” kata Ayu.
Sebelum pandemi, Ayu bisa menjual 100 set hingga 300 set sprei setiap bulan. Tapi belakangan hanya bisa menjual 50 set sprei per bulan. Dan dari total penjualan, dari sistem arisan menyokong sekitar 30%.
Pendapatan pasti
Hesti Rohman, pengusaha mebel yang tinggal di Ponorogo, Jawa Timur juga menerapkan sistem arisan dalam menjual produk mebelnya.
“Furniture itu terbilang mahal harganya. Nah untuk menjangkau para pembeli, sistem arisan saya pikir cocok. Tidak memberatkan konsumen,” kata Hesti yang sudah menjalankan sistem ini sejak tiga tahun lalu.
Menurut Hesti, cara ini ampuh untuk mendongkrak penjualan usaha mebel. Sebab, usaha mebel itu biasanya hanya nunggu pembeli yang memang butuh datang ke toko. Kalau tidak butuh dan tidak punya anggaran beli mebel pasti tidak akan datang ke toko mebel.
Baca Juga: Perlu Diketahui Sejak Dini, Ini Tanda Kelelahan Pernikahan
“Tapi ketika dibuka tawaran arisan mebel. Mereka yang tadinya tidak butuh akhirnya beli juga karena melihat sistem bayarnya ringan. Pun bagi mereka yang memang butuh tapi tak ada kemampuan beli tunai, akhirnya beli dengan sistem arisan ini,” jelas Hesti.
Untuk sistem arisannya, Hesti menerapkan iuran dalam jumlah tertentu. Lalu peserta yang mendapatkan arisan, bisa bebas pilih barang yang ada di toko mebelnya sesuai nilai arisannya. “Antara harga beli tunai maupun arisan saya berlakukan sama,” jelasnya.
Saat ini Hesti memiliki 14 kelompok arisan yang sedang berjalan. Setiap kelompok terdiri dari 10 anggota dengan nilai iuran Rp 300.000 per bulan.
Baca Juga: Sakit Asam Lambung BIsa Diredakan Dengan Air Rebusan Daun Kemangi
Dengan sistem ini, penjualan di toko menjadi lebih terukur setiap bulannya. Jadi sekalipun penjualan secara tunai sepi seperti pada masa pandemi kemarin, tetap ada penjualan dari sistem arisan ini.
Baik Ayu maupun Hesti membuka penawaran arisan ini secara umum melalui akun instagram mereka. Ayu membuka kepesertaan arisan untuk seluruh Indonesia. Sementara Hesti peserta arisannya dibatasi untuk wilayah Madiun dan Ponorogo. Hal itu dikarenakan dia belum bisa melakukan pengiriman di luar dua kota tersebut.
Bagaimana, tertarik mencoba?
Selanjutnya: Hospital Playlist 2 Tayang Perdana, Rating Drakor Terbaru Molonjak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News