MOMSMONEY.ID - Saat ini, dunia kesehatan sedang mengalami transformasi besar. Terlebih, masuknya AI (Artificial Intelligence) yang merambah ke dunia kedokteran.
Teknologi diagnosis AI dan otomasi medis kini makin banyak digunakan di rumah sakit maupun klinik, menggantikan peran manusia dalam berbagai tugas penting.
Dari membaca hasil rontgen hingga mencatat data pasien, sistem berbasis kecerdasan buatan ini bekerja cepat dan akurat.
Namun di balik kemajuan ini, ada pula kekhawatiran seperti sejumlah pekerjaan di sektor kesehatan mulai tergeser, termasuk ahli radiologi, teknisi laboratorium, dan staf administrasi medis.
Baca Juga: Pekerjaan yang Tidak Dapat Diganti oleh AI Apa Saja ya?
Diagnosis AI dan otomasi medis ubah sistem kerja di rumah sakit
Seiring berkembangnya teknologi, diagnosis AI dan otomasi medis semakin mengambil peran dalam penanganan pasien.
Melansir dari Wins Solutions, perangkat AI kini mampu menganalisis hasil medis seperti sinar-X, CT scan, hingga slide patologi hanya dalam hitungan detik.
Kecerdasan buatan ini bukan hanya cepat, tapi juga teliti, kadang bahkan lebih jeli dari mata manusia. Beberapa robot medis juga telah digunakan untuk prosedur eksperimental, yang menunjukkan betapa besar potensi otomatisasi dalam dunia kedokteran modern.
Ahli radiologi menghadapi tantangan dari diagnosis AI
Diagnosis AI telah mengubah peran ahli radiologi secara signifikan. Sistem berbasis pembelajaran mendalam bisa membaca ribuan gambar medis dan menandai area mencurigakan secara otomatis.
Dengan efisiensi tinggi ini, AI kini banyak digunakan untuk penyaringan awal, sementara dokter hanya fokus pada kasus yang memerlukan analisis lebih lanjut. Ini membuat kebutuhan tenaga ahli radiologi untuk kasus standar semakin berkurang.
Baca Juga: Ini Daftar Pekerjaan yang Diprediksi akan Diganti oleh AI
Otomasi medis juga mulai menggeser teknisi laboratorium
Moms, kini banyak tugas teknisi laboratorium yang mulai diambil alih oleh sistem otomatis. AI digunakan untuk mendeteksi sel kanker dalam jaringan biopsi digital dengan tingkat akurasi mencapai 94%.
Bukan hanya soal hasil yang lebih cepat, tapi juga presisi yang tinggi. Alat robotik bahkan telah menggantikan tugas manual dalam tes darah dan analisis kimia, membuat proses laboratorium jadi lebih efisien dan minim kesalahan.
Staf administrasi medis makin terpinggirkan oleh chatbot dan voice-to-text AI
Dalam sisi administratif, diagnosis AI dan otomasi medis juga menunjukkan dampak besar. Chatbot pintar kini bisa mengatur jadwal janji pasien, mengingatkan waktu kunjungan, hingga membuat draf catatan medis menggunakan pengenalan suara.
Proses yang dulu memerlukan banyak staf kini cukup ditangani mesin dalam waktu singkat. Efisiensi ini membantu rumah sakit mengurangi beban kerja manusia, meskipun pada akhirnya membuat banyak posisi administratif tidak lagi dibutuhkan.
Diagnosis AI di 2025 tetap butuh peran manusia yang empatik
Meski diagnosis AI dan otomasi medis telah menciptakan perubahan besar, peran manusia tetap vital dalam dunia kesehatan.
Dokter dan perawat masih dibutuhkan untuk memberi empati, membuat keputusan kompleks, serta menangani kasus-kasus khusus.
Teknologi ini hadir bukan untuk menggantikan, melainkan melengkapi kerja tenaga medis. Maka penting untuk memastikan bahwa kemajuan teknologi tetap berjalan seiring dengan nilai-nilai kemanusiaan dalam pelayanan kesehatan.
Baca Juga: Ternyata Ada Pekerjaan yang Diciptakan AI, Simak Daftarnya
Diagnosis AI dan otomasi medis adalah masa depan layanan kesehatan
Diagnosis AI dan otomasi medis sudah menjadi bagian penting dari layanan kesehatan modern di tahun 2025. Dari ruang operasi hingga meja administrasi, teknologi ini telah mempercepat kerja dan meningkatkan akurasi diagnosis.
Namun, Moms, di balik inovasi tersebut, kita juga perlu waspada terhadap dampaknya pada tenaga kerja di sektor ini. Mari bijak menyikapi perubahan ini dan terus mempersiapkan diri agar tak tertinggal di era kesehatan digital yang serba cepat.
Selanjutnya: Risalah The Fed: Belum Ada Dukungan Kuat untuk Penurunan Suku Bunga Bulan Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News