MOMSMONEY.ID - Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuh.
Padahal, sistem kekebalan tubuh seharusnya menjadi benteng bagi tubuh dalam melawan penyakit dan zat asing, seperti bakteri dan virus.
Penyakit autoimun ini bisa berdampak kepada banyak sekali bagian tubuh seseorang. Saking banyaknya, tercatat ada 80 jenis penyakit autoimun dengan sebagian gejala yang sama.
Hingga saat ini, belum diketahui dengan pasti apa yang menjadi penyebab penyakit autoimun.
Namun, beberapa teori menunjukkan sistem kekebalan yang terlalu aktif menyerang tubuh setelah infeksi atau cedera.
Selain itu, dilansir dari Women Health, ada beberapa faktor lain yang juga dapat meningkatkan risiko mengembangkan penyakit autoimun ini, yaitu:
Baca Juga: 7 Tips Menjaga Kesehatan Selama Berpuasa di Bulan Ramadan
1. Faktor genetik
Gangguan tertentu seperti lupus dan multiple sclerosis cenderung diturunkan dalam keluarga.
Memiliki anggota keluarga dengan penyakit autoimun dapat meningkatkan risiko, tetapi bukan berarti penyakit ini pasti terjadi.
2. Kelebihan berat badan
Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko terkena rheumatoid arthritisatau psoriatic arthritis.
Ini bisa jadi karena berat badan lebih memberi tekanan lebih besar pada persendian atau karena jaringan lemak membuat zat yang mendorong peradangan.
3. Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok dapat berakibat buruk bagi tubuh. Termasuk juga meningkatkan penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, hipertiroidisme, dan multiple sclerosis.
4. Obat-obatan Tertentu
Misalnya obat tekanan darah atau antibiotik tertentu dapat memicu lupus yang diinduksi obat (drug-induced lupus). Ini merupakan bentuk lupus yang lebih jinak.
Selain itu, menurut laman John Hopkins Medicine, obat khusus yang digunakan untuk menurunkan kolesterol, yaitu statin dapat memicu miopati yang diinduksi statin (statin-induced myopathy).
Dari beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit autoimun, biasanya gejala awal yang terjadi ditandai dengan beberapa hal berikut ini:
1. Kelelahan
2. Nyeri otot
3. Bengkak dan kemerahan pada kulit
4. Demam ringan
5. Kesulitan berkonsentrasi
6. Mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki
7. Rambut rontok
8. Ruam kulit
Baca Juga: 5 Cara Efektif Mengatasi Kantuk Saat Berpuasa
Beberapa jenis penyakit autoimun juga memiliki gejala uniknya sendiri. Misalnya, diabetes tipe 1 menyebabkan rasa haus yang ekstrem, penurunan berat badan, dan kelelahan.
Penyakit peradangan usus menyebabkan sakit perut, kembung, dan diare. Penyakit autoimun seperti psoriasis atau rheumatoid arthritis, gejalanya bisa datang dan pergi.
Suatu periode gejala disebut flare-up, dan periode ketika gejala hilang disebut remisi. Gejala mungkin datang dan pergi seiring waktu.
Jadi, gejala seperti kelelahan, nyeri otot, pembengkakan, dan kemerahan bisa menjadi gejala awal penyakit autoimun.
Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala di atas. Makin cepat penyakit autoimun terdiagnosa dan ditangani, makin besar kemungkinan komplikasinya dapat dihindari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News