MOMSMONEY.ID - Ancaman penipuan digital berbasis kecerdasan buatan (AI) seperti deepfake dan account takeover (ATO) semakin marak. Tak sedikit masyarakat yang tertipu oleh video call dari kerabat palsu atau pesan teks berisi permintaan kode OTP.
Melihat situasi ini, penyedia layanan identitas digital Vida meluncurkan laman edukatif bertajuk Where's The Fraud Hub. Laman ini hadir sebagai pusat informasi dan edukasi publik mengenai cara mengenali berbagai modus penipuan digital yang memanfaatkan teknologi AI.
“Penipuan berbasis AI bukan lagi bayangan masa depan, melainkan kenyataan yang sedang kita hadapi,” kata Niki Luhur, Founder & Group CEO VIDA, dalam keterangan resmi, Kamis (31/7). “Kami percaya bahwa edukasi adalah senjata utama dalam memerangi kejahatan digital," sambungnya.
VIDA mencatat, dalam riset bertajuk Where's The Fraud: Protecting Indonesian Businesses from AI-Generated Digital Fraud yang dilakukan pada 2024 lalu, sebanyak 97% perusahaan di Indonesia mengalami insiden account takeover dalam 12 bulan terakhir.
Sebagian besar kasus tersebut, yakni 84%, terkait dengan kerentanan pengiriman kode OTP lewat SMS.
Baca Juga: Pemanfaatan Teknologi AI dalam Bisnis Kuliner Bukan Lagi Pilihan tapi Keniscayaan
Laman Where's The Fraud Hub yang dapat diakses melalui vida.id/id/wheresthefraud ini menyajikan white paper, studi kasus, data terkini, panduan praktis mendeteksi penipuan berbasis AI, hingga video edukasi publik yang mudah dipahami.
“Platform ini bukan sekadar kumpulan informasi, tetapi pusat pembelajaran interaktif. Harapannya, semua orang Indonesia bisa membekali diri untuk mengenali dan menghindari ancaman digital yang makin kompleks,” lanjut Niki.
Inisiatif ini juga mendapat dukungan dari berbagai institusi strategis seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Direktur Pengawasan Sertifikasi dan Transaksi Elektronik Komdigi, Teguh Arifiyadi, mengapresiasi upaya VIDA dalam memperkuat sistem verifikasi identitas yang tangguh untuk mencegah penipuan digital.
“Serangan digital bisa datang dari mana saja. Lebih dari 90% berasal dari social engineering dan phishing. Karena itu, peran VIDA sebagai Penyelenggara Sertifikat Elektronik sangat penting,” kata Teguh saat peluncuran Where’s The Fraud Hub dan fitur Magic Scan VIDA pada Mei lalu.
VIDA menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat keamanan identitas digital masyarakat sebagai bagian dari visi jangka panjang menuju ekosistem digital Indonesia yang aman dan tepercaya.
Selanjutnya: Jurus Mandala Finance Meningkatkan Kinerja pada Kuartal III-2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News