MOMSMONEY.ID - Pasar saham dan obligasi bergerak volatil dan belum menunjukkan pertumbuhan kinerja yang signifikan selama Juni. Schroders Indonesia masih bersikap defensive terhadap pasar keuangan ke depan.
Selama Juni, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,31% secara bulanan. Sementara yield obligasi naik dari 6,9% menjadi 7,1%.
Sedangkan, dana asing yang keluar di pasar saham sebesar Rp 1,5 triliun dan arus masuk dana asing masuk sebesar Rp 1,1 triliun.
Rizky Hidayat Investment Specialist Schroders Indonesia mengatakan dalam laporan pasar bulanan, selama Juni pasar keuangan bergerak volatil. Sentimen yang mempengaruhi adalah rumor pemerintahan Indonesia yang baru berpotensi menaikkan rasio debt to GDP Indonsia naik ke 50% dari 40%.
"Isu pergantian pemerintahan baru yang berpotensi menaikkan rasio debt to GDP tersebut membuat rupiah tertekan dan pasar saham serta obligasi jadi melemah," kata Rizky.
Baca Juga: IHSG 15 Juli 2024 Dibuka Menguat, Begini Saran dari NH Korindo Sekuritas
Namun, ditengah bulan Juni pasar sempat menguat setelah ada arahan kebijakan fiskal pemerintah baru yang menekankan akan menjaga fiskal defisit di bawah 3% di 2025.
"Transisi pemerintah lama ke pemerintahan baru menjadi kekhawatiran juga dari para investor asing," kata Rizky.
Melihat kinerja pasar keuangan di bulan Juni, Schroders mengambil sikap defensif. Dengan melihat arah kebijakan The Fed seriring Pemilu AS di November dan kinerja kuartal II emiten di Indonesia.
Rizky melihat harga saham saat ini masih cukup murah setelah melemah di April, Mei dan awal Juni. Rizky memproyeksikan ke depan volatilitas di pasar saham masih akan terjadi selama Indonesi masih dalam masa transisi pemerintah lama ke baru.
Begitupun pada pasar surat utang juga Rizky proyeksikan masih akan bergerak volatil. "Asing akan masuk bila yield SUN naik ke 7,5% selagi itu mereka masih bersikap wait and see dan menjadi defensif," kata Rizky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News