MOMSMONEY.ID - Di seluruh dunia, ada setidaknya 13.000 spesies burung yang tersebar di berbagai wilayah. Di antaranya merupakan jenis burung yang tidak bisa terbang. Salah satunya adalah burung kakapo.
Burung kakapo merupakan salah satu jenis burung beo yang tidak bisa terbang. Mereka memiliki nama latin Strigops habroptilus. Nama latin ini diterjemahkan sebagai “bulu lembut berwajah burung hantu”, yang diambil secara tepat sesuai dengan penampilan unik mereka. Genus mereka adalah Stripgos yang diambil dari dua kata bahasa Yunani, yakni ‘strix’ yang berarti burung hantu dan ‘ops’ yang berarti penampilan atau wajah. Kendati demikian, burung kakapo dan burung hantu tersebut tidak berkerabat dekat.
Baca Juga: Pelihara Burung Beo? Simak 6 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Burung Pengoceh Ini
Karakteristik
Dilansir dari Animalia, kakapo memiliki bulu kuning-hijau berbintik halus, cakram wajah yang berbeda, paruh abu-abu besar, kaki lengan pendek, kaki besa, dan sayap serta ekor yang relatif pendek. Kakapo juga memiliki paruh yang besar, tetapi pendek, mata menghadap ke depan, dan wajahnya tampak seperti burung hantu.
Burung kakapo merupakan yang terbesar dan terberat dari semua burung beo. Mereka memiliki panjang rata-rata 63,5 cm. Burung kakapo jantan memiliki berat 3,5 kg, sedangkan betina memiliki berat 1,5 kg. Usianya bisa mencapai 45-60 tahun. Bahkan mungkin bisa mencapai 100 tahun.
Habitat
Dulunya, kakapo tersebar di kedua pulau utama Selandia Baru. Namun, kini mereka hanya dapat ditemukan di pulau-pulau yang bebas dari pemangsaan, seperti Codfish, Anchor, dan Little Barrier Islands.
Kakapo hidup di berbagai habitat, termasuk tussock lands, semak belukar, dan daerah pesisir. Mereka juga mendiami hutan dan menyukai tanaman berdaun lebar untuk berlindung. Mereka membangun sarangnya di bawah tanaman tersebut, di celah-celah batu, atau di dalam batang pohon besar yang berlubang. Mereka juga menyukai kehidupan di zona iklim sedang.
Jenis Makanan
Kakapo merupakan hewan herbivora, sehingga mereka hanya mengonsumsi buah-buahan, biji-bijian, kuncup daun, umbi, rimpang, dan lumut . Tidak seperti spesies burung pada umumnya, kakapo tidak memiliki organ khusus yang dikenal sebagai ampela untuk menggiling makanan. Mereka menggiling makanan dengan paruh dan mulutnya.
Baca Juga: Kenali Gangguan Kecemasan pada Anjing Peliharaan dan Bagaimana Cara Merawatnya
Karakter dan Kebiasaan
Kakapo bukanlah spesies sosial, kecuali saat musim kawin. Mereka juga burung yang sangat teritorial. Ketika burung atau hewan lain mendekati wilayahnya, kakapo akan memperingatkan dengan suara yang keras. Tetapi burung ini cukup cerdas. Burung kakapo juga aktif di malam hari, sehingga mereka adalah hewan nokturnal.
Meski tidak bisa terbang, kakapo memiliki kemampuan luar biasa untuk memanjat pohon dengan kakinya yang kuat. Di tanah, mereka juga bisa berlari. Selain itu, sayapnya difungsikan sebagai parasut untuk turun dengan aman ke tanah.
Perkembangbiakan
Kakapo adalah poligini dan tidak membentuk pasangan, artinya jantan dan betina bertemu hanya untuk kawin. Burung kakapo adalah satu-satunya burung yang tidak bisa terbang yang memiliki sistem perkembangbiakan lek, yakni burung kakapo jantan akan berkumpul di arena dan bersaing satu sama lain untuk menarik perhatian betina.
Setelah kawin, burung kakapo betina akan kembali ke wilayah asalnya untuk bertelur dan membesarkan anak-anaknya. Betina bertelu sebanyak 1-4 butir per siklus kawin. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 30 hari. Mereka tidak berkembang biak setiap tahun, tetapi biasanya setiap 2-4 tahun.
Populasi
Burung kakapo pernah menjadi burung yang paling umum di Selandia Baru, tetapi populasi mereka terus menurun setelah kedatangan manusia. Suku Maori berburu kakapo untuk makanan dan mengambil bulu mereka. Sementara telur dan anak-anaknya sering dimangsa oleh tikus polinesia atau kiore. Burung ini semakin terancam punah sejak lahan-lahan mereka berubah dan banyak hewan predator didatangkan dari luar, seperti anjing dan kucing.
Saat ini, telah dilakukan berbagai upaya untuk mempertahankan populasi mereka. Departemen Konservasi Selandia Baru menciptakan Program Pemulihan Kakapo, yang melibatkan pembersihan pulau-pulau di negara itu agar bebas dari pemangsa dan merelokasi burung yang ada ke habitat ini. Empat pulau tersebut adalah Anchor, Whenua Hou, Hauturu, dan Chalky di Selandia Baru. Saat ini ada sekitar 200 ekor kakapo yang hidup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News