MOMSMONEY.ID - Seiring perkembangan waktu, keberadaan start-up di tanah air kian menjamur dan berkembang. Namun, tak menutup kemungkinan, tech winter membawa dampak signifikan pada startup di banyak negara di dunia, termasuk Indonesia yang menjadikan situasi bisnis di bidang teknologi mengalami tantangan besar seperti penurunan nilai investasi.
Situasi tersebut merupakan dampak secara langsung dari iklim makro global yang fluktuatif seperti lingkungan ekonomi yang melemah hingga ketidakpastian lain di masa depan sehingga membuat investor semakin selektif untuk melakukan kesepakatan investasi.
Hal itu kemudian mengakibatkan nilai pendanaan startup di Indonesia mengalami penurunan sebesar 74 persen, bahkan lebih dalam dari penurunan pendanaan startup di Asia Tenggara, 56 persen.
Baca Juga: Jadi Solusi untuk Pemulihan Stroke, Vinera Gunakan Teknoogi Virtual Reality
Walaupun demikian, ekosistem startup di Indonesia masih dianggap memiliki daya tarik bagi investor. Patrick Yip sebagai Founding Partner di Intundo Ventures membahas mengenai apakah startup di Indonesia telah benar-benar stabil sehingga menuju profitabilitas dan proyeksi kinerja produk startup di Indonesia.
Patrick Yip mengungkapkan Startup selalu memiliki potensi untuk berkembang dan bertumbuh. Terdapat beberapa empat faktor yang menjadi poin yang berpengaruh hingga startup tanah air berkembang. Pertama, perusahaan harus bisa mengelola piutangnya dengan baik, kedua, memiliki cash cycle yang sehat.
Ketiga, harus lebih cepat melakukan product launch untuk mengantisipasi kegagalan produk dan bisa lebih cepat melakukan evaluasi sehingga dapat menghasilkan produk yang mampu diterima baik oleh publik, ''Yang terakhir adalah integritas founders itu sendiri,'' ucap Patrick.
Antony Dirga Direktur Utama Trimegah Asset Management menambahkan beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh startup dan investor dalam menghadapi potensi krisis ekonomi global, seperti meningkatkan efisiensi biaya, fokus pada produk dan layanan yang menghasilkan pendapatan, mencari mitra strategis, dan perkembangan ke pasar internasional.
Lebih lanjut, Antony Dirga turut mengungkapkan tips investasi dalam menghadapi krisis global dan situasi ketidakpastian di tahun depan untuk para investor, “Pembagian portofolio investasi di tahun depan harus cermat mengamati dinamika situasi yang terjadi. Opsi terbaik dalam merudiksi potensi kerugian adalah dengan berinvestasi di reksa dana obligasi korporasi dengan durasi yang pendek, dan investasi saham,'' tuturnya.
Baca Juga: Rekosistem Meraih Pendanaan Rp 75 Miliar untuk Perluas Jangkauan Bisnis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News