MOMSMONEY.ID - Simak sampai habis, ini 3 jenis stres beserta gejalanya yang harus Anda tahu.
Stres adalah reaksi psikologis dan fisiologis terhadap suatu peristiwa atau kondisi yang dianggap sebagai ancaman atau tantangan. Stres dapat memengaruhi banyak sistem tubuh termasuk metabolisme, ingatan, dan sistem kekebalan.
Sejumlah kecil stres bisa membantu kita untuk tampil lebih baik asalkan stres tersebut berlangsung singkat. Sebaliknya, stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang dan memperburuk kondisi yang ada.
Stres ada banyak jenisnya. Namun, berdasarkan studi penelitian tentang jenis-jenis stres dalam psikologi, stres dibagi menjadi 3 jenis utama.
Sebagaimana dilansir dari laman BetterUp, berikut 3 jenis stres beserta gejalanya yang harus Anda tahu.
Baca Juga: 5 Tanda Parental Burnout yang Kerap Melanda Orang Tua Saat Mengasuh Anak
1. Stres akut
Jenis stres yang pertama adalah stres akut. Stres akut dihasilkan dari reaksi tubuh terhadap situasi baru atau menantang. Misal, ketika nyaris tertabrak mobil.
Kita bahkan dapat mengalami stres jenis ini sebagai hasil dari sesuatu yang kita nikmati, contoh ketika naik wahana roller coaster atau mendapatkan pencapaian pribadi yang luar biasa.
Stres akut diklasifikasikan sebagai stres jangka pendek. Biasanya, emosi dan tubuh segera kembali ke keadaan normal saat stres akut menyerang.
Adapun beberapa gejala stres akut antara lain sebagai berikut:
- Pupil melebar
- Detak jantung meningkat
- Mengeluarkan lebih banyak keringat
- Napas cepat dan berat
- Muncul perasaan cemas
- Emosi naik turun
- Kurang tidur
2. Stres akut episodik
Jenis stres yang kedua adalah stres akut episodik atau episodic acute stress. Stres jenis ini datang ketika stres akut sering terjadi.
Stres akut episodik bisa terjadi karena tenggat waktu bekerja yang ketat berulang kali. Selain itu, stres akut episodik juga bisa disebabkan oleh situasi stres tinggi yang sering dialami oleh beberapa profesional, seperti petugas kesehatan.
Tidak ada waktu tertentu untuk kembali ke keadaan rileks dan tenang saat stres akut episodik melanda. Plus, efek dari stres ini dapat menumpuk dan membuat orang yang mengalaminya merasa seperti berpindah dari satu krisis ke krisis lainnya.
Adapun beberapa gejala stres akut episodik antara lain sebagai berikut:
- Otot menegang
- Merasa kewalahan
- Lekas marah tak terkendali
- Migrain
- Hipertensi
Baca Juga: 6 Penyebab Anak Menjadi Keras Kepala yang Harus Orang Tua Ketahui, Catat Ya!
3. Stres kronis
Jenis stres yang ketiga adalah stres kronis. Stres kronis merupakan hasil dari stresor yang berlanjut untuk waktu yang lama.
Contoh, tinggal di lingkungan dengan tingkat kejahatan tinggi atau terus-menerus berkelahi dengan pasangan hidup.
Stres kronis terasa tidak ada habisnya. Orang yang mengalaminya cenderung kesulitan melihat cara apapun untuk memperbaiki atau mengubah situasi penyebab stres kronis.
Adapun beberapa gejala stres kronis antara lain sebagai berikut:
- Berat badan bertambah
- Susah tidur
- Serangan panik
- Sakit kepala kronis
- Kelelahan emosional
Demikian 3 jenis stres beserta gejalanya menurut studi penelitian tentang jenis-jenis stres dalam psikologi.
Untuk membantu melawan ketiga stres di atas, ada beberapa cara yang bisa dicoba di antaranya olahraga, terapi, meditasi, menghabiskan waktu di alam, makan makanan sehat, menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga, serta menerapkan time management. Semoga bermanfaat ya, Moms.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News