Balita Susah Tidur? Coba Terapkan Tips dari Dokter Spesialis Ini

MOMSMONEY.ID - Tidur bukan sekadar waktu istirahat bagi balita, melainkan momen penting bagi pertumbuhan fisik, perkembangan otak, dan keseimbangan emosi.

Sekitar 25–50% anak mengalami masalah tidur, menurut American Academy of Pediatrics, dan ini dapat berdampak pada perilaku, konsentrasi, hingga kesehatan fisik.

Menurut dokter spesialis anak Yuni Astria, tidur yang cukup terutama pada fase deep sleep merangsang produksi hormon pertumbuhan serta membantu otak memproses informasi dan mengatur emosi.

"Gangguan tidur di fase ini bisa menghambat perkembangan tulang, otot, dan kemampuan belajar anak,” ujarnya dalam rilis pers, yang dikutip Rabu (7/5).

Gangguan kecil yang kerap diabaikan seperti paparan gawai sebelum tidur, cahaya kamar terlalu terang, suhu yang tidak nyaman, hingga gigitan nyamuk bisa memutus tidur dalam anak.

“Dampaknya bisa signifikan terhadap kualitas tidur dan tumbuh kembang jangka panjang,” tambahnya.

Untuk mendukung tidur balita yang lebih nyenyak, Yuni menyarankan beberapa langkah sederhana:

1. Mandi air hangat sebelum tidur untuk membantu tubuh rileks.
2. Hindari gawai minimal satu jam sebelum waktu tidur.
3. Jaga konsistensi jadwal tidur setiap hari.
4. Atur suasana kamar yang tenang, gelap atau cahaya redup, sejuk, dan bebas nyamuk.
5. Buat ritual malam yang menenangkan, seperti membacakan cerita dengan suara lembut.

“Rutinitas tidur yang konsisten membantu tubuh dan otak anak lebih siap beristirahat serta melatih kedisiplinan sejak dini,” jelas Yuni.

Ia juga menekankan bahwa tidur berkualitas sama pentingnya dengan nutrisi dan stimulasi.

“Tanpa tidur cukup, anak bisa kesulitan belajar, mengelola emosi, dan bersosialisasi. Ini bisa berdampak jangka panjang,” tuturnya.

Lingkungan tidur yang nyaman setiap malam merupakan investasi nyata untuk masa depan anak yang lebih sehat dan cerdas.