MOMSMONEY.ID - Apa itu obesitas morbid? Inilah penjelasan obesitas morbid dan jenis kegemukan lainnya yang perlu Anda ketahui.
Obesitas morbid adalah kondisi ketika lemak yang menumpuk di dalam tubuh sangat banyak.
Akibatnya, penderita memiliki berat badan yang jauh dari ideal. Kondisi ini menyebabkan penderitanya mengalami keterbatasan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Istilah obesitas morbid mengacu pada obesitas yang mengganggu aktivitas normal, seperti bernapas atau berjalan.
Obesitas morbid memiliki nilai indeks massa tubuh (IMT) yang lebih tinggi dibandingkan dengan obesitas, yakni sebesar 40 (kg/m2) atau lebih.
Baca Juga: Sayuran yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Kolesterol, Ini Penyebab Kolesterol Naik
Penyebab obesitas morbid
Saat beraktivitas, tubuh akan menggunakan kalori yang dikonsumsi dari makanan untuk menjalankan tubuh.
Bahkan saat istirahat, tubuh membutuhkan kalori untuk memompa jantung atau mencerna makanan. Jika kalori dari makan tersebut tidak digunakan, tubuh akan menyimpannya sebagai lemak.
Tubuh akan membangun simpanan lemak yang lebih banyak jika Anda terus mengonsumsi lebih banyak kalori.
Ketidakseimbangan antara kalori yang digunakan tubuh selama aktivitas dan kalori yang masuk melalui makanan merupakan penyebab obesitas morbid.
Kondisi ini adalah hasil dari terlalu banyak lemak yang disimpan dalam tubuh. Tak hanya itu, obat-obatan tertentu, seperti antidepresan, juga dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Kondisi medis seperti hipotiroidisme juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan, tetapi biasanya dapat diatasi agar tidak menyebabkan obesitas.
Selain kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang tidak sehat, obesitas morbid juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:
1. Kelainan bawaan atau genetik, seperti sindrom Prader-Willi atau sindrom Cohen
2. Kondisi medis tertentu, seperti hipotiroid, polycystic ovarian syndrome (PCOS), atau sindrom Cushing
3. Penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat memicu kenaikan berat badan, seperti obat antikejang, obat antidepresan, antipsikotik, kortikosteroid, dan penghambat beta
4. Tidak cukup beristirahat sehingga terjadi peningkatan hormon ghrelin yang berfungsi untuk merangsang nafsu makan
5. Stres berat yang memicu produksi hormon kortisol sehingga kadar gula darah meningkat dan tersimpan sebagai lemak
6. Pertambahan usia yang memicu perubahan pada hormon dan kebutuhan tubuh terhadap kalori
7. Berat badan yang meningkat secara berlebihan ketika hamil
8. Gaya hidup atau pola makan yang tidak sehat
Baca Juga: Gejala dan Pencegahan Infeksi Saluran Kemih Pada Perempuan
Gejala obesitas morbid
Perbedaan obesitas dengan obesitas morbid terletak pada nilai indeks massa tubuh (IMT). Seseorang dikatakan menderita obesitas apabila memiliki IMT lebih dari 30.
Sedangkan pada penderita obesitas morbid, nilai IMT bisa mencapai 40 atau lebih. Penderita obesitas morbid juga umumnya mengalami gejala berikut:
1. Sesak napas
2. Mudah dan banyak berkeringat
3. Mendengkur saat tidur
4. Mudah lelah
5. Sulit melakukan aktivitas fisik
6. Nyeri di sendi dan punggung
7. Memiliki masalah kulit, akibat peningkatan kelembapan di lipatan kulit
8. Merasa tidak percaya diri atau terisolasi di lingkungan sosial
Kegemukan tidak selalu mengarah pada orang-orang dengan perut buncit atau terlihat gemuk.
Sebab, lemak dapat terakumulasi di banyak bagian tubuh, bergantung pada pola hidup, pola makan, dan karakteristik setiap individu.
Baca Juga: 5 Makanan Sehat untuk Ibu Menyusui yang Kaya Nutrisi dan Mengenyangkan
Tak hanya obesitas morbid, berikut jenis kegemukan lain yang bisa Anda perhatikan berdasarkan penyebab atau kebiasaan hidup:
1. Kegemukan karena kurang olahraga
Jenis kegemukan yang paling sering dijumpai pada masyarakat adalah kegemukan yang disebabkan kurang aktivitas fisik alias kurang olahraga.
Ciri khasnya yaitu berat badan berlebih dan adanya lipatan lemak pada perut bawah, dada, dan punggung.
Aktivitas fisik, dalam hal ini olahraga secara rutin bisa membantu mengurangi penumpukan lemak pada tubuh tersebut.
Anda dianjurkan untuk melakukan olahraga selama 30 menit setiap hari. Lakukan olahraga ringan seperti bersepeda, berenang, atau jalan kaki.
2. Kegemukan karena makanan
Tak hanya kurang bergerak, jenis kegemukan lainnya yang kerap pula dijumpai adalah obesitas karena makanan.
Kebiasaan makan, dalam hal ini termasuk memilih makanan yang tidak sehat, ternyata berdampak besar terhadap naiknya berat badan yang dapat menyebabkan kegemukan.
Misalnya, Anda terlalu banyak makan dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik tentu akan membuat kadar lemak dalam tubuh meningkat.
Selain itu, mengonsumsi makanan dengan kalori tinggi dan nutrisi yang rendah, seperti lemak, gula, dan garam juga memberikan pengaruh.
Adapun ciri khas dari jenis kegemukan ini bisa Anda perhatikan dari penumpukan lemak di bagian dada, leher, dan dagu.
3. Kegemukan vena
Jenis kegemukan selanjutnya muncul karena peredaran yang terjadi pada pembuluh darah vena yang mengalami penyumbatan.
Akumulasi lemak terjadi akibat kegemukan jenis ini bisa Anda perhatikan pada bagian pantat dan kaki. Ada banyak kondisi yang dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah vena.
Risiko seseorang mengalami obesitas jenis ini akan lebih tinggi apabila ada riwayat keluarga yang mengalami penyumbatan pada pembuluh darah.
Selain itu, jenis kegemukan ini juga dapat terjadi karena asupan makanan dengan kandungan lemak tinggi.
Baca Juga: Buah yang Cocok Untuk Penderita Diabetes & Cara Menurunkan Gula Darah Secara Alami
4. Kegemukan karena kecemasan
Tekanan atau kecemasan berlebihan juga dapat menyebabkan kegemukan, dan kondisi ini kerap terjadi tanpa disadari. Kecemasan bisa berpengaruh terhadap hormon pada tubuh.
Apabila seseorang memiliki berbagai perasaan atau pikiran yang negatif, ia akan cenderung akan memiliki keinginan untuk makan berlebih.
Kondisi ini ternyata membuat sebagian besar orang melampiaskan dengan makan berlebih untuk mengurangi perasaan negatif.
Ciri khas dari jenis kegemukan ini bisa Anda perhatikan dari adanya lipatan lemak pada perut bawah.
5. Kegemukan Aterogenik
Kegemukan bisa memicu banyak masalah kesehatan apabila tidak tertangani dengan baik, salah satunya adalah risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
Sebab, kegemukan memiliki kaitan yang erat dengan kondisi yang disebut dengan dislipidemia aterogenik.
Masalah ini ditandai dengan tingginya kadar kolesterol LDL, tetapi kadar kolesterol HDL justru rendah. Jenis kegemukan ini juga dikaitkan dengan resistensi insulin.
Perlu diketahui bahwa insulin adalah hormon yang memiliki peran penting dalam mengendalikan gula darah, sekaligus mengubah energi pada makanan menjadi lemak.
Selama proses pencernaan, hormon insulin memberikan stimulasi pada sel otot, hati, dan lemak untuk mengabsorbsi glukosa (zat yang menjadi sumber energi tubuh paling utama).
Bagi khusus dengan kondisi kegemukan aterogenik, kondisi resistensi insulin muncul akibat sel tidak mampu menyerap gula dari darah karena akumulasi jaringan lemak.
Akibatnya, tubuh tidak bisa memakai glukosa dengan baik dan insulin akan terus menyimpan gula sebagai lemak. Apabila terus dibiarkan, hal ini bisa membuat berat badan naik secara kontinu.
6. Kegemukan gluten
Dibandingkan dengan jenis kegemukan lain, obesitas gluten cenderung lebih sering terjadi pada wanita yang memasuki usia menopause.
Meski kaitan antara kegemukan dan gluten ini masih belum pasti, jenis obesitas ini juga bisa terjadi pada wanita yang mengalami penurunan keseimbangan hormon.
Adapun ciri khas dari obesitas ini adalah penumpukan lemak di panggul yang bisa jadi disebabkan karena asupan gluten.
Itulah penjelasan obesitas morbid dan jenis kegemukan lainnya yang perlu Anda ketahui.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News